Terima Kasih buat Stefan Fraser
Sebelum saya mulai tulisan ini,
saya harus ucapkan terima kasih secara khusus pada Stefan Fraser, yang merupakan
salah 1 penulis favorit saya. 1 hal yang membuat saya cucok dengannya, adalah, cara deskripsinya yang sangat menarik, komprehensif,
dan padat. Dan, labih penting lagi, saya mudah memahaminya. Fraser juga memberikan
perhatian pada aspek-aspek yang kurang atau bahkan “tidak dilirik” orang lain. Contoh
spesifik dalam FM, mental-attribute menjadi salah satu
aspek yang mana, baik saya maupun Fraser, punya ketertarikan lebih terhadapnya.
Tulisan ini juga terinspirasi dari apa yang disampaikannya. Yang setelah melalui
berbagai macam eksplorasi-eksperimen, saya bisa katakan bahwa saya temukan klik
dengan yang disampaikannya. Klik yang saya dapatkan dengan beberapa adaptasi.
Pra-Kata
Tujuan utama tulisan ini, adalah, memperlihatkan bagaimana membangun tim dalam kerangka
berpikir yang LOGIS, dan, memicu munculnya tulisan lain, sejenis atau tidak,
untuk jadi bahan diskusi antar FM-player Indonesia
Memiliki tim dengan kemampuan
lengkap dari lini ke lini, merupakan salah satu tujuan yang ingin (dan harus)
dicapai oleh para manager. Sebuah tim
bisa masuk dalam kategori lengkap, bila memiliki pemain dengan kemampuan
bertahan yang kuat dan mampu mendukung serangan, gelandang dengan mobilitas
tinggi untuk melakukan cover terhadap
pertahanan, sekaligus, berlari ke depan untuk mempertajam serangan tim, dan,
lini depan yang bukan hanya mampu mencetak gol, tapi, juga mampu mengkreasi
peluang bagi rekan-rekannya. Dalam real-life, Jerman (Barat) era 70-an, Spanyol era
tiki-taka, atau Prancis 1998-2000, merupakan contoh tim dengan kemampuan lengkap
dari lini ke lini. Bagi saya pribadi, mereka bukan hanya lengkap, tapi, juga
solid. Bukan
hanya lengkap, tapi, betul-betul punya homogenitas, yang tercipta dari ikatan
antar lini yang solid, menyerang dan bertahan sebagai sebuah kesatuan.
Soliditas, itu kata kuncinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
seorang manager harus memiliki sistem
dan konsep yang diterjemahkan ke dalam bentuk yang sesuai. Ia harus mampu
meramu segala macam informasi ke dalam satu wujud yang tepat. Ia harus mampu memadukan
ide dari dirinya sendiri (tentang strategi, bentuk, gaya main) dengan semua
perbandingan eksternal (perkembangan taktik terbaru, perubahan peta persaingan,
dll) demi dapat menciptakan satu sistem yang sesuai-fleksibel bagi tim.
Bagaimana prosesnya dan apa hasilnya, masing-masing manager punya karakter sendiri. Punya cara sendiri. Semua bisa jadi
benar, semua tidak ada yang salah, yang terpenting, segala pertimbangan dan
keputusan yang diambil bersifat LOGIS.
Ada
tujuan, maka ada jalan untuk mencapai tujuan, dan ada kebutuhan akan karakter
untuk mencapai hasil yang maksimal, sesuai tujuan. 3 hal umum inilah yang akan
coba saya bagikan dan diskusikan dengan anda. 3 hal tadi, bila dirangkum,
merupakan titik tolak saya membangun sistem. Dari 3 hal tersebut, saya kembangkan
logika saya dalam usaha membangun tim.
Sistem dan Konsep
Ada hal penting soal pemain yang sudah seharusnya kita
pahami. Apa itu? Bagaimana pun anda mengatur strategi dan bagaimana anda
perintahkan mereka bermain, pemain adalah merupakan entitas dengan karakter
spesifik, yang mana setiap pemain memiliki interpretasi berbeda-beda soal apa
itu strategi, apa itu instruksi, dan bagaimana sepakbola dimainkan. Sehingga, kontribusi
teradap sukses juga bergantung pada interpretasi tiap individu. Bagi yang
mengatakan, sukses adalah (semata) keberhasilan strategi dan instruksi manager, saya katakan, itu sangat salah.
Strategi dan instruksi berperan dan berkontribusi terhadap taktik, iya. Tapi,
bukan segalanya. Pemain memegang peranan. Dari mereka sebagai pelaksanalah, sistem
berjalan. Strategi,
instruksi, dan pemain, merupakan bagian dari sistem. Dan, sebuah sistem yang
benar, adalah, di mana semua komponen berkerja kolektif secara komprehensif,
menutupi kelemahan masing-masing, dan mampu mengeksplorasi kelebihan tim.
Pemain (manusia), merupakan inti dari sistem. Pemain yang
jadi tulang punggung sistem, mereka yang menjalankan, dan mereka yang akan berkontribusi
akan suksesnya sistem. Bila anda bisa
temukan metode yang sesuai bagaimana mengakomodasi beda karakter antar pemain
agar menjadi satu kesatuan utuh, maka, anda telah 1 langkah lebih dekat dengan
sukses.
Saya ingin tim saya bermain menyerang (tapi tidak agresif),
memiliki kemampuan bertahan saat saya butuh mereka untuk bertahan, siap dengan
segala perubahan dalam pertandingan, dan siap dengan segala macam varian taktik.
o
Apakah menyerang dengan umpan pendek-tempo
lambat, high-pressing system, dan high-block D-Line.
o
Atau, menyerang dengan banyak lakukan direct-passing, high-speed, dan melebar.
o
Atau, “menunggu” dalam bentuk bertahan dengan low-block D-Line, hard tackle, dan melakukan counter-attack
pada saat yang tepat.
Core nya, saya
ingin pemain saya fleksibel dalam menghadapi perubahan. Saya ingin mereka siap
dalam segala hal yangmungkin muncul.
Sedikit tambahan, di musim yang baru ini, 2022-2023, sebagai
bagian dari semangat fleksibilitas, saya kembangkan 1 bentuk “baru”. Yaitu,
sepakbola “menunggu”. Saya tidak bermain secara terbuka, tapi, saya juga tidak ingin
bertahan terlalu dalam. Saya “menunggu” untuk mendapatkan momen yang tepat
melakukan counter-attack. Ini akan
jadi varian “baru” dalam variasi strategi. Musim-musim sebelumnya, saya selalu menciptakan
3 formasi yang attacking-based. Yang
bahkan, beberapa kali saya “hajar” sampai ke titik paling agresif. Beberapa
kali saya bereksperimen untuk mengetahui seberapa dalam saya mampu
mengeksplorasi ceruk taktik (yang mungkin ada). Bila anda pernah
baca artikel saya MEMANFAATKAN WIDE PLAYERS untuk MENCIPTAKAN RUANG dan
MENGKREASI PELUANG, di sana anda bisa temukan bagaimana eksperimen saya
dalam memaksimalkan agresifitas 4 wide
players.
Secara keseluruhan, dengan 1 “bentuk baru” ini, tim saya
memiliki 3 formasi berbeda, dengan 2 inti strategi yang berbeda. 2 strategi menyerang
dan 1 strategi serangan balik.
Setelah melewati tahap penjabaran ide, anda harus melangkah
lebih lanjut ke tahap penetapan kriteria-kriteria. Anda harus identifikasi apa
saja yang anda butuhkan. Pemain seperti apa yang anda butuhkan. Bila ada
kekurangan bagaimana anda meng-cover.
Dan, bila anda lihat ada potensi di sana, bagaimana anda bisa maksimalkan hal
tersebut. Analisa dan
putuskan, secara logis.
Bentuk dan Strategi
3 bentuk formasi dasar saya, adalah, 4-2-3-1, 4-1-2-3 non-striker, dan 4-1-2-2-1 Asimetris. 3
formasi berbeda yang memiliki basis yang sama. Yaitu, bermain dengan 2 bek
sayap dan 2 sayap serang. Selalu memainkan 1 AMC dan menempatkan striker bukan sebagai goaler utama.
Bagaimana instruksi yang akan saya berikan kepada tim dan
pemain, saya tidak bisa menyampaikannya secara detail. Kenapa? Karena, semua instruksi
diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan tim dalam tiap-tiap pertandingan
berbeda. Tapi, saya akan bagikan logika berpikir di balik penetapan
instruksi.
Strategi yang musim ini saya mainkan, bila dibandingkan
dengan musim-musim sebelumnya, memiliki beberapa perbedaan mendasar. Ada
beberapa instruksi yang tadinya aktif, saya default-kan.
Di antaranya, yaitu, jenis crossing,
tinggi-rendahnya D-Line, intensitas pressing, dan jenis tackle. Saya sesuaikan dengan masing-masing individu. Saya biarkan
mereka berinisiatif lebih, memutuskan sesuai dengan analisa mereka terhadap
situasi pertandingan.
Untuk Instruksi yang saya pertimbangkan diaktifkan sejak
awal, adalah, beberapa instruksi yang berhubungan dengan possesion-football, instruksi terkait dribble, instruksi terkait pergerakan, dan instruksi yang berkaitan
dengan tempo permainan.
Tapi, perlu diperhatikan, ini hanya merupakan sebuah tolak
ukur. Bukan
merupakan sesuatu yang akan dijalankan dalam setiap pertandingan.
Selama hal tersebut bisa dijalankan, akan saya jalankan. Tapi, bila diperlukan,
maka saya akan lakukan adjustment.
Tapi (lagi), lebih daripada itu, semua fleksibel dan membutuhkan analisa serta
evaluasi secara berlanjut. Saya harus
betul-betul yakin, dari 1 partai ke partai lain, instruksi yang saya berikan
menjadi media terbaik untuk mengakomodasi kebutuhan tim.
Membentuk Tim
Pertimbangan-pertimbangan terhadap strategi secara umum,
instruksi spesifik ke tiap individu, apa saja kriteria dalam memilih pemain,
merupakan hal-hal penting dalam usaha membangun tim secara utuh. Intinya,
bagaimana anda membangun tim, dari aspek strategi dan management, yang menyentuh sisi makro maupun mikro, sangat
menentukan level sukses. Dalam prosesnya, bila anda melakukannya secara
komprehensif, analisa dan evaluasi menjadi semakin mudah anda lakukan.
Di kesempatan ini, saya ingin hal-hal tersebut bisa tersampaikan secara utuh
lewat tulisan yang menjangkau pembaca. Saya tahu, ini susah. Bahkan, sulit sekali.
Tapi, saya akan coba. So, sebelumnya,
sori kalau banyak kekurangan di dalamnya.
Bagaimana strategi yang saya mau? Seperti yang disebutkan di atas, salah satu hal yang saya inginkan, adalah, tim saya harus
menyerang (tapi tidak agresif). Saya ingin mereka bisa kuasai pertandingan
dengan melakukan banyak quality
ball-possesion bukan (sekedar) quantity.
Saya juga ingin, para pemain bermain “bebas”, tapi, tetap berlari
dalam kerangka bentuk dasar. Bagaimana
saya menerapkannya? Mari kite bareng-bareng
ke TeKaPe.
Mentality
dan Philosophy
Saya menyebutnya sebagai kerangka strategi. Rangkaian yang
menjadi pondasi strategi dan bentuk. Bagaimana macro-tactic tim mulai dibentuk, di sinilah fase tersebut
berlangsung.
Singkatnya, pilihan jatuh pada Mentality-Control dan Philosophy-Balanced.
Kenapa? Karena, dengan Mentality-Control, para
pemain diarahkan untuk bermain menyerang, tetapi, tetap waspada terhadap
ancaman musuh, seperti serangan balik. Dengan Mentality-Control, para pemain akan tampil menyerang dengan agresifitas
moderat, seperti, menjaga blok-pertahanan untuk tidak berdiri terlalu “tinggi”,
sehingga, malah mengekspos vunerable-space
di pertahanan.
Ment ality-Control saya
padukan dengan Philosophy-Balanced.
Lagi-lagi, kenapa Balanced? Untuk
informasi tambahan, saya terbiasa memainkan filosofi Fluid dan Very Fluid sebagai
bagian dari strategi. Saya banyak sukses dengan mereka. Tapi, sepanjang yang
saya lihat (dan bagaimana interpretasi saya), Fluid apalagi Very Fluid memicu
pemain untuk terlibat dalam banyak
(bila tidak mau dikatakan semua) fase main dengan Creative Freedom tinggi. Filosofi ini cocok untuk anda yang ingin
bermain agresif, frontal, all out attack,
atau, apalah anda menyebutnya. Kekurangannya, bila tidak diperhatikan dengan
seksama, bisa merusak bentuk dasar. Ini yang saya hindari. Lalu, bagaimana Balanced bisa membantu menghindari hal
ini? Balanced membantu pemain mempertahankan bentuk
permainan dan lebih fokus terhadap role-duty
mereka masing-masing. Di sisi lain, dengan putusan yang tepat, dari
anda sebagai juru taktik, pemain-pemain yang lebih kreatif tetap “memiliki”
kesempatan berkreasi. Saya
pikir, ini sudah mampu merangkul apa yang saya inginkan. Memang tidak 100 %.
Tapi, paling tidak, pilihan kombinasi Control-Balanced
cukup untuk mewakili keinginan saya.
Perpaduan Control-Balanced,
saya nilai merupakan “senjata” yang sesuai untuk saya bermain menyerang tapi
tidak terlalu agresif, tim bisa menyerang dengan tetap memperhatikan bentuk
dasar, menyerang dalam kontrol Creative
Freedom pada level moderat, dan menyerang dengan tetap berkonsentrasi dalam
mengawasi segala kemungkinan ancaman musuh.
Konstruksi Dasar dan Perekat
Seperti yang saya sampaikan di depan, ada tujuan, ada
keperluan akan karakter. Ada kriteria-kriteria yang anda bisa tentukan sendiri.
Ada pendekatan berbeda yang anda bisa terapkan pada tim. Ada skala prioritas
menurut hemat anda sebagai manager.
Mental-attribute merupakan
konstruksi inti yang membangun karakter seorang pemain dan menjadi pembeda
level kualitas performa pemain. Rangkaian kerangka pembangun individu yang
berkontribusi pada keberhasilan hubungan antar komponen dalam sistem.
Aspek ini, selain sebagai konstruktor, juga merupakan perekat. Dari aspek
inilah di mana saya bisa berharap para pemain menyatu dalam sebuah level
kualitas di atas rata-rata.
Lini
Serang
Saya mulai dari bagaimana mental-attribute menjadi penting untuk fase menyerang. saya urutkan
menurut skala prioritas. Determination, Anticipation, Decision,
Creativity, Off the Ball, Flair, dan Teamwork.
Determination, dorongan dari dalam (keteguhan hati) yang
menentukan sejauh mana level sukses seseorang. 15 pemain saya memiliki nilai Determination sebesar 15. Attribute ini selalu terlibat (dengan nilai
prosentase yang sangat besar) dalam menyusun semua personaliti-positif (Driven, Determined, Professional, Ambitious,
dll).
Anticipation, merupakan kemampuan seorang pemain dalam membaca
permainan (meramal). Attribute ini
dibutuhkan sebagai salah satu titik tolak pemain dalam memutuskan (Decision).
Decision. Kemampuan untuk mengambil keputusan. Semakin tinggi
skor Decision, semakin rendah
kemungkinan seorang pemain untuk melakukan aksi tak berguna.
Creativity, visi (pandangan). Di tim ini, terdapat 10 pemain
dengan skor Creativity minimal 15.
Bagus? Tentu saja. Karena, kebetulan mereka merupakan para pemain yang akan
saya plot di lini serang. Dengan Creativity,
seorang pemain memiliki kemampuan untuk melihat banyak opsi yang tidak dilihat
oleh pemain lain. Dalam 1 momen menyerang, contohnya, selalu terdapat berbagai
macam opsi (pilihan), mulai dari umpan, tendangan, pergerakan dengan/tanpa
bola, dll. Pemain
dengan Creativity tinggi selalu akan
(dapat) melihat opsi lebih banyak dari pemain lain. Itu pentingnya Creativity, “melihat” opsi-opsi.
Off the Ball, pergerakan tanpa bola. Saya tidak perlu jelaskan
lebih jauh. Yang pasti, pergerakan tanpa bola sangat diperlukan dalam
membongkar pertahanan musuh.
Flair. Sebagian memprioritaskan Flair lebih, dibanding saya. Tapi, saya tempatkan Flair di urutan ini bukan karena saya
tidak menganggapnya penting. Tidak. Begini, saya memandang Flair, yang merupakan insting alami, untuk melakukan hal-hal
spektakuler dan menakjubkan, saya tidak merasa, dengan Flair biasa-biasa saja sebuah tim tidak akan bisa tampilkan permainan
bagus dan membuat banyak gol. Memang dengan Flair
yang lebih top, tim anda akan
mengundang decak kagum karena betapa menakjubkannya mereka bermain. That’s option yang harus anda pilih.
Teamwork, definisi sederhana dalam mengartikan Teamwork, adalah, attribute ini yang menyetir seorang pemain untuk lebih aware terhadap strategi tim tanpa banyak
“bermain sendiri”. Sehingga, sangat masuk akal bila Teamwork yang tinggi juga menentukan sejauh mana para pemain
mempertahankan bentuk dan bermain kolektif.
Ijinkan saya memberikan 1 contoh hangat. Anda lihat gol
Claudio Marchisio dalam pertandingan Inggris 1-2 Italia? Fokuskan pada aksi
Andrea Pirlo saat dummy-move menipu
Daniel Sturridge dan memberikan ruang tembak bagi Claudio. Saat umpan datang pada Pirlo, Claudio
Marchisio berada tidak jauh darinya. Kita asumsikan ada 2 opsi sederhana bagi
Pirlo :
(1)
memutuskan untuk kontrol dan umpan simpel ke kotak 16 Inggris, yang tidak
dilakukannya, mungkin karena Pirlo pikir sia-sia dan terbaca.
(2)
dummy-move untuk mengelabui Sturridge
sekaligus memberikan kesempatan tembak pada Claudio.
Ternyata, Pirlo mengambil opsi ke-2. Lepas dari apakah
Clauido berhasil membuat gol atau tidak, anda bisa melihat bagaimana kerja Creativity
dan Decision mengambil peran di momen ini. ada
kemampuan melihat opsi dan kemampuan memutuskan mana alternatif (yang mungkin)
terbaik untuk ditempuh. Bila Flairness juga dihubungkan dengan keberanian/dorongan untuk mengambil resiko
(risk-taking), maka dummy-move Pirlo tersebut bisa
dikategorikan sebagai pergerakan yang mana Flair
ikut terlibat di dalamnya.
Lini
Belakang
Setelah tadi kita bahas mental-attribute
dan lini serang. Sekarang, akan saya perlihatkan bagaimana mental-attribute terhubung dengan lini
belakang.
Positioning, secara umum sangat oke. Hanya 1 pemain dengan Positioning
di bawah 15. Pentingnya Positioning adalah
pada penempatan posisi yang tepat dalam usaha mengeliminasi ancaman serangan
musuh. Satu quotation dari Alfred
Riedel, pelatih timnas saat Piala Asia digelar di Indonesia, masih sangat saya
ingat sekali : “Yang membuat pemain2
Indonesia sering kalah atau telat dalam menjaga (marking) musuh pada saat diserang, adalah, kesalahan penempatan
posisi (positioning). Di masa lalu, mereka
berdiri di belakang musuh, sehingga, akibatnya ada 2 kemungkianan, kalah
langkah atau kehilangan musuh terlalu awal. Karena itu, untuk lakukan
penjagaan, saya perintahkan pemain untuk berdiri di samping musuh, bukan belakang. Itu kuncinya, sodara-sodara. Positioning
Saya akan lakukan analisa kecil untuk refrensi dan studi
banding bagi anda. Perhatikan Matthias Ginter. Determinationnya relatif biasa, 13. Padahal, saya katakan di depan,
ini merupakan attribute pertama yang
saya lihat. Lalu bagaimana saya memandang Ginter akan mampu
berkontribusi dengan hebat dalam tim ini padahal Determination yang saya pandang penting ternyata hanya ber-skor biasa-biasa saja?
Begini analisanya. Pertama, anda harus melihat
aspek mental-attributenya secara keseluruhan. Ke-dua, anda harus pahami ada
prinsip dasar “tutupi kelemahan pemain A dengan memadukannya dengan B, C, dan
D, yang memiliki kelebihan pada apa yang lemah dari pemain A.” Walaupun Determination Ginter relatif biasa, tapi
kalau anda lihat skor Anticipation sampai
Workrate, dengan average skor 16.57, anda harusnya yakin Ginter merupakan salah satu
pemain belakang terbaik dalam FM 2014.
Di sisi lain, saya bisa memadukan Ginter dengan Balanta, Aziz Jbara, dan 1 CM di depan Ginter yang mampu cover kelemahan Ginter.
Analisa sederhana untuk mental-attribute
lainnya, anda bisa melihat tulisan saya di Blognya Football Manager dan
Football Manager Indonesia. Di sana saya membahas Anticipation, Decision, Positioning, Composure, dan Concentration demi soliditas pertahanan.
Sejauh ini kita sudah melihat apa yang saya artikan sebagai
konstruktor dan perekat bagi tim. Yang anda lihat tadi merupakan inti dari
dasar keputusan. Bukan berarti, hal lain di luar mental-attribute menjadi inferior. Tidak. Bukan. Mereka hanya
merupakan dasar. Dengan memiliki dasar, anda memiliki titik pijak yang
terdefinisi untuk melangkah ke tahap lebih lanjut. Dalam tahap lanjut ini,
kompleksitas komponen pembangun sistem semakin banyak. Dan, mereka semua butuh
untuk diaduk dan dicampur jadi satu, dalam sebuah wadah yang sesuai,
menghasilkan produk homogen dan solid.
Menyatukan Semua Komponen menjadi Satu
Menyatukan Semua Komponen menjadi Satu
FM merupakan
sebuah game. Itu tidak terbantahkan.
Sebuah game selalu menawarkan
berbagai probabilitas. Sebuah game selalu
menawarkan berbagai kemungkinan, sebagai pilihan, untuk anda berhasil atau
gagal. Ada banyak probabilitas di dalamnya. Sehingga, selalu akan ada cara-cara
yang spesifik, tapi, terdiri dari berbagai macam kombinasi yang identik.
Saya, secara pribadi, selalu mempertimbangkan Team Instruction sebagai sebuah usaha
untuk menjaga ikatan antar lini agar berjalan sesuai tujuan. Bukan hanya antar
lini, tetapi, juga mampu membantu pemain dalam menjaga permainan mereka dalam
kaitannya menutupi kelemahan dan memicu keluarnya kelebihan pemain lain, untuk
dimanfaatkan secara maksimal bagi kepentingan kolektif. Bila anda ingin ball-possesion anda sukses, pastikan dari kiper sampai penyerang memiliki koridor yang
sama. Pastikan anda tahu apa yang perlu anda berikan kepada pemain. Pastikan
mereka menjaga jarak antara pemain terdepan dan paling belakang. Pastikan
mereka melepas umpan dengan cermat. Lakukan melalui instruksi yang tepat.
Hubungan antar Lini
Lini Belakang
Penjaga Gawang.
Ada 2 pilihan role. Goalkeeper atau Sweeper Keeper. Saya akan instruksikan distribusi sederhana dari
kiper ke pemain-pemain belakang. Saya berharap si kiper membantu “menjaga”
instruksi Retain Possesion dan Play Out of Defense.
Bek Sayap. Pada
dasarnya, bek sayap adalah juga bek. Intinya, tugas utama mereka adalah mengamankan
pertahankan. Soal mereka punya kemampuan untuk overlapping dan mendukung agresifitas serangan, itu sudah lain urusan. Beberapa tugas bek sayap
saya :
-
Memberikan dukungan dalam usaha memenangkan 2
sisi terluar, bila sayap serang saya bermain narrow.
-
Melakukan cover
terhadap space yang tercipta
akibat agresifnya 2 sayap serang.
-
Melakukan pergerakan ke depan untuk membantu
serangan, bila diperlukan.
So, putusan
memainkan role FB, WB, atau CWB, akan sangat bergantung analisa
partai ke partai, bergantung pada situasi terkini, dll.
Bek Tengah. Saya
akan “perketat” instruksi untuk posisi Bek Tengah. ke-2 bek tengah akan saya
instruksikan :
-
Melepas umpan dengan resiko terendah yang
mungkin dilakukan.
-
Tidak agresif lakukan closing-down.
-
Melakukan tugas utama dalam menjaga pertahanan
dari kebobolan.
Tampilan 2 bek tengah, juga menjadi salah 1 penentu berjalannya
instruksi Play Out of Defense. Bila
instruksi ini berjalan, anda akan melihat serangan tim dibangun dari belakang,
tanpa banyak melakukan aksi-aksi yang sia-sia.
Lini Tengah
Central Midfielder
Dalam 4-2-3-1. Tidak seperti strategi saya terdahulu, di
musim ini, duo di lini tengah, saya dorong untuk terlibat “lebih” dalam fase
menyerang. Saya akan tampilkan role-duty yang
berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Sedikit flash back, di musim-musim sebelumnya saya selalu (dalam bentuk 3
gelandang tengah) memainkan 1 role “pengangkut
air”, 1 role sebagai creator-connector, dan 1 role sebagai creator-runner-connector. Musim ini, saya padukan role creator-runner tanpa role “pengangkut air”.
Dalam 4-1-2-3 non-striker.
Prinsip yang sama seperti yang saya lakukan dalam bentuk 4-2-3-1. Bahkan,
sangat mungkin lebih agresif, karena,dalam bentuk 4-1-2-3 non striker, saya plot 1 pemain sebagai Defensive Midfielder, untuk cover pertahanan sekaligus banyak
“terlibat” di area Bek Tengah. Artinya, saat 2 CM saya agresif ke depan, ada 1 pemain yang bertidak sebagai satpam
mengawasi pertahanan.
4-1-2-2-1 Asimetris. Hanya ada 1 Central Midfielder. Kecenderungan saya, adalah, memainkan 1
gelandang dengan role runner-creator.
Attacking Midfielder
Dalam 4-2-3-1. Satu gelandang serang (AMC). Role yang pilihan
saya, tidak akan jauh dari connector-creator-runner.
Ivan Kujevic, Mario Gotze, dan Guido Vadala akan bersaing di lini ini. peran
intinya, menjadi konektor lini tengah dan depan, sekaligus, sekaligus sebagai runner dalam perannya sebagai False 10.
Dalam 4-1-2-3 non-striker.
Saya lebih preffered untuk plot
seorang pemain dengan role
connector-creator. Trequartista, Enganche,
dan AP jadi pertimbangan. Formasi
inilah yang jadi alasan bagi saya untuk memilik seorang striker dengan kemampuan play-making
(membuat saya putuskan menjual Lukaku ke Arsenal senilai 35 juta Pounds). Pembahasan lebih lanjut, akan
saya berikan di (BAGIAN DUA) MEMBANGUN TIM secara UTUH.
Dalam 4-1-2-2-1 Asimetris. Prinsip yang sama dengan yang
saya lakukan dalam formasi 4-2-3-1.
Gelandang Bertahan (DM)
Dalam 4-1-2-2-1 Asimetris. Karena formasi dan strategi ini
dibentuk untuk memainkan serangan balik dan Low-Block
D-Line. Saya harus pastikan DM saya
tidak akan banyak “tertekan”, akibat perpaduan bentuk main dan role yang diberikan padanya. Ijinkan
saya membahas sedikit lebih detail. Contoh, bila saya pilih Anchor. Role ini sangat statis dari sisi kebebasan gerak. Dan betul-betul
terkonsentrasi pada fase bertahan, dengan aksi sederhana. Anda bisa bayangkan,
dengan role seperti itu ditambah tim
bermain low D-Line, bisa-bisa DM saya terisolasi habis dan malah menjadi titik terlemah. Akan
pertimbangan ini, Regista (Rga) jadi pilihan yang logis.
Dalam 4-1-2-3 non-striker.
Karena saya berencana bermain sedikit agresif di sini, saya harus pastikan DM dalam formasi ini memiliki cover maksimal terhadap lini belakang. 2
Central Midfielder saya dorong lebih ke
depan. 2 bek sayap akan banyak saya libatkan dalam fase menyerang. So, saya harus pastikan safety comes first untuk lini belakang.
Sayap Serang
Dalam 4-2-3-1 dan 4-1-2-3 non-striker, saya plot ke-2 sayap serang dalam role Inside Forward. Mereka diarahkan sebagai bagian dari
penyumbang gol utama tim, terutama Mohammed Ousmane. Pembahasan lebih lanjut
akan saya bagikan di (BAGIAN DUA) tulisan.
Penyerang
Dalam 4-2-3-1 dan 4-1-2-2-1 Asimetris. Seperti yang saya
inginkan, striker bukanlah goaler utama tim. Ini sudah berlangsung
bermusim-musim. Saya merupakan salah seorang penggemar False 9 role (dengan berbagai peran, seperti DLF, Treq, atau False 9 itu
sendiri), yang merupakan salah satu produk evolusi sepakbola modern. Ia harus
punya :
-
Visi selayaknya play-maker
-
Punya movement
yang baik, yang dibutuhkan terkait tugas utama sebagai supplier dan space creator. Singkatnya, ia bisa disebut sebagai play-maker up front.
Dalam 4-1-2-3 non-striker.
Saya bermain tanpa menempatkan 1 pemain khusus berposisi penyerang. Dalam
formasi ini, 5 pemain terdepan (2 CM dan
3 gelandang serang) bergerak aktif untuk menciptakan ruang, peluang, dan gol.
Terutama, 3 pemain terdepan, mereka akan jadi sumber gol.
Team
Instruction
Retain Possesion, ini penting bila anda ingin para pemain lebih berhati-hati dalam
mengolah bola. Perlu dicatat, instruksi ini tidak sekedar memperlambat
tempo dan membuat pemain berhati-hati berlebihan. Jangan terlalu sempit mengartikan definisi. Pada kenyataannya, Retain Possesion juga bisa dikombinasi dengan
permainan tempo tinggi.
Shorter-Passing, umpan pendek. Dalam banyak pertandingan, umpan
pendek sangat membantu saya meraih sukses. Saya yakin anda sudah paham apa arti
dan nilai lebih di balik instruksi ini.
Direct-Passing, sebuah instruksi, yang mana meminta pemain untuk
membangun serangan lebih cepat. Sangat mungkin berpengaruh pada jarak umpan
yang lebih ekspansif dan memicu umpan-umpan terobosan.
Play Out of Defense, instruksi ini meminta pemain untuk
membangun serangan dari “bawah”. Instruksi ini melibatkan lini belakang sebagai
bagian dari inisiator serangan. Dengan instruksi ini, pemain (terutama pemain belakang)
diinstruksikan untuk memanfaatkan semua peluang penguasaan bola untuk membangun
serangan, tanpa banyak melakukan umpan atau aksi yang berisiko menyia-nyiakan
peluang menyerang. Franz Beckenbauer, Matthias Sammer, Lothar Matthaeus, dan
Mats Hummels merupakan ahlinya untuk urusan ini.
Pass into Space, Memicu umpan-umpan terobosan. Kalau anda
pernah dengar/baca istilah bola daerah, instruksi ini yang bisa memicunya.
Sangat bagus dan cucok untuk fase
menyerang atau serangan balik cepat.
Run at Defense, bila anda yakin semua atribut pemain anda
merupakan atribut untuk dribble,
maka, instruksi ini sangat membantu maksimalisasi kemampuan tersebut. Dalam
banyak hal, Run at Defense membuat
pertahanan musuh tertekan dan membantu anda untuk menguasai 1/3 lapangan lawan.
Push Higher Up, menempatkan Defensive-Line
(D-Line atau Defensive-Block) pada posisi “tinggi”. Dekat dengan garis tengah,
atau, bahkan, masuk ke dalam pertahanan musuh. Bila anda punya pemain dengan Anticipation dan kecepatan yang bagus,
instruksi ini akan berjalan lebih “aman” untuk pertahanan. Perhatikan positioning Barcelona dan Dortmund, 2
tim tersebut memainkan konsep ini dengan hebat dan membuat konsep High-Block D-Line semakin populer.
Use Tightrer Marking, pada saat mendapatkan serangan, para
pemain akan memposisikan diri sedekat mungkin dengan musuh. Instruksi ini
sangat menguntungkan bila anda mengkombinasikannya dengan pressing game.
Higher-Tempo, dari susunan kata, anda pasti paham maksud
intruksi ini. bila anda ingin bermain menyerang, dan kebetulan musuh anda
memiliki composure, concentration, dan
ketahanan stamina rendah, instruksi ini sangat membantu anda dalam merusak
bentuk dasar musuh.
Instruksi-instruksi ini saya padukan dengan peran dan tugas
masing-pemain, dalam usaha saya membangun sebuah strategi yang terhubung dengan
baik antar semua komponennya. Lantas, bagaimana saya menyatukan Team dan individu Instruction, mari kita lihat bareng-bareng.
Perlunya Membangun Tim untuk Menghadapi
Berbagai Situasi
Setelah kita sama-sama melihat bagaimana membangun tim
melalui perpaduan sistem dan pemain, pertanyaannya sekarang, bagaimana saya
akan gunakan semua teori yang saya jabarkan di atas.
Untuk itu, saya coba bagikan kepada anda beberapa kondisi
dalam pertandingan yang mungkin muncul. Kondisi-kondisi ini yang (nanti)
memaksa saya melakukan perubahan taktik, baik kecil maupun perubahan ekstrem.
Saya bertolak dari bentuk 4-2-3-1.
-
Bila menghadapi formasi 4-4-2, analisa 2
gelandang tengah musuh, bila anda unggul, exploit
the middle menjadi pilihan logis. Bisa dipadukan dengan play wider. Sebisa mungkin, arahkan
musuh untuk alirkan bola ke tengah lapangan.
-
Menghadapi formasi 4-2(CM)-3-1, manfaatkan gap yang mungkin tercipta antara bek dan
CM. untuk menghajarnya, bermainlah
dengan tempo lebih cepat dan direct.
Jangan berikan kesempatan untuk re-shape.
-
Manghadapi formasi 3-5-2, 3-6-1, atau formasi
yang hanya memiliki 1 layer pada flanks, instruksi exploit flanks menjadi sangat logis. Dengan kondisi pemain musuh
berkemampuan payah (baik mental-teknik), arahkanlah mereka bermain melebar (push them wide), untuk menghajar mereka
habis-habisan di ke-2 sisi lapangan.
-
Pada saat berhadapan dengan bek bertubuh kuat
dan kuat di udara, maksimalkan penyerang dengan tipe kreatif dan cepat. Hindari
umpan crossing untuk berduel udara.
Karena, sangat mungkin anda hanya menyia-nyiakan bola, karena, anda mungkin
banyak kalah di udara. Mainkan crossing mendatar-cepat,
umpan terobosan mendatar, melakukan dribble
(atributnya mendukung), dan roam from
position.
-
Karena sayap serang akan jadi bagian sumber gol,
harus dipastikan, penyerang mampu menciptakan
ruang dan drag bek musuh untuk out of position yang bisa dimanfaatkan
oleh pemain-pemain sayap. Karena, sayap serang saya fokuskan untuk mendulang
gol, saya tidakmeminta mereka hug touch
line dan crossing from byline. Tapi,
saya akan perintahkan play narrower, more
dribble, dan mungkin, more shoot.
-
Pada saat melihat long-shot terlalu banyak, beberapa hal yang bisa dilakukan, adalah
:
1. Mengurangi
direct/long-pass kepada striker dan switch ke instruksi umpan pendek-tempo
lamban.
2. Mendorong
D-Line lebih tinggi untuk mengurangi gap antar pemain yang terkadang
memancing pemain lakukan tembakan jauh (karena terlalu jauhnya jarak umpan).
3. Memerintahkan
pemain untuk lakukan dribble lebih
banyak, juga bisa jadi pilihan.
Dan beberapa kemungkinan lain yang bisa anda terapkan, yang penting anda harus pastikan penyebabnya sebelum anda putuskan pemecahannya. Selalu ingat untuk berpikir logis sebelum memutuskan.
Dan beberapa kemungkinan lain yang bisa anda terapkan, yang penting anda harus pastikan penyebabnya sebelum anda putuskan pemecahannya. Selalu ingat untuk berpikir logis sebelum memutuskan.
- Lihat dan analisa first touch, technique,
composure. Bila rendah, anda bisa lakukan closing-down untuk memberikan tekanan tambahan dan memaksakan mistake.
- Lihat dan analisa kecepatan, Balanced, dan agility musuh, 3 aspek ini menjadi indikator apakah instruksi always marking logis untuk diterapkan.
- Bila musuh teridentifikasi memainkan Parkir Pesawat
Presiden di depan Istana Negara, kurangi “tinggi” blok permainan tim (lakukan drop deeper), kurangi agresifitas Mentality, perlambat tempo, mainkan umpan pendek-sabar, variasikan penyebaran
umpan berjalan dari sayap ke sayap, kombinasikan dengan crossing juga mungkin menjadi pemecahan masalah.
Opsi-opsi tersebut di atas merupakan varian taktik yang
bisa dipakai dalam banyak situasi pertandingan. Saya tidak mungkin meyebutkan
semua. Selain keterbatasan pengetahuan juga keterbatasan ruang. Lagi pula,
tulisan ini bukan berfokus pada variasi instruksi dalam berbagai situasi
pertandingan.
Variasi-variasi tersebut, hanya untuk menunjukan, bahwa,
ada banyak kemungkinan bagi anda terapkan dalam berbagai situasi. Dan, ini
sangat mungkin berubah-ubah sesuai perkembangan pertandingan itu sendiri.
Pentingnya pemahaman akan fakta ini, menuntun anda untuk
mempersiapkan pemain agar siap dalam berbagai variasi perubahan. Anda harus memiiki skuad yang fleksibel.
Yang adaptatif. Yang siap dengan perubahan mendadak. Mempersiapkan skuad yang
siap dalam berbagai situasi, merupakan indikator berhasilnya anda membangun tim
secara utuh. Salam FM, guys.
Ryantank100,
0 Komentar