Skuad yang Saling Melengkapi

    

          Menyusun skuad dalam rangka menghadapi satu pertandingan, adalah, mengenai bagaimana mengaduk dan mencampur semua kelebihan-kelemahan pemain menjadi satu dalam ikatan yang soild antara satu dengan yang lain. Ingat, anda tidak akan pernah mendapatkan kesempurnaan absolut dalam sebuah sistem. Tidak mungkin. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang bisa anda lakukan, adalah, mensinergikan komponen-komponen di dalamnya untuk mencapai hasil yang berkiblat pada tujuan.
    
    Berangkat dari hal ini, bisa dikatakan, aspek yang terpenting adalah memilih kombinasi pemain yang dapat saling melengkapi satu dengan yang lain. Yang saya maksud dengan saling melengkapi, adalah, kombinasi, yang mana, 1 atau 2 pemain atau lebih, mampu menutupi kelemahan pemain lain. Kombinasi, yang mana, 1 atau 2 pemain atau lebih, mampu memicu pemain lain untuk mengeluarkan aksi terbaiknya. Akan tujuan yang tidak terbantahkan ini, anda harus menyadari bahwa, Attribute merupakan inti dari semua. Analisa, kombinasikan, dan tempatkan atribut secara logis, itu kuncinya.
    
Kesadaran Keseimbangan Taktik    
    Kesadaran akan pentingnya menyusun skuad yang saling melengkapi berkaitan dengan kesadaran keseimbangan taktik. Apa itu keseimbangan taktik? Untuk mudahnya, ijinkan saya berikan beberapa contoh.
    
Adalah keseimbangan taktik yang tidak bagus, bila anda paksakan bermain Float Cross untuk memenangkan duel udara, sementara, striker anda merupakan tipe striker kreatif-cepat, yang “tidak memiliki” aerial-attribute.
    
Adalah keseimbangan taktik yang tidak bagus, bila anda tumpuk semua pemain tercepat di sisi kiri dan semua pemain berkecepatan rendah di sisi lain lapangan.
    
Adalah keseimbangan taktik yang bagus,  bila anda pasangkan 1 bek tengah yang lamban dengan 1 CM dan 1 bek sayap yang memiliki kecepatan.
    
Adalah keseimbangan taktik yang bagus, bila anda memainkan umpan-umpan terobosan (killer balls) untuk mendukung striker yang memiliki kecepatan dan Off the Ball bagus.
    
Adalah keseimbangan taktik yang bagus, bila anda tempatkan bek sayap dengan Anticipation, Positioning, dan Tackle yang baik untuk mereduksi ancaman sayap mematikan.
    
    Semua contoh yang saya berikan di atas, tidak lebih dari kesadaran taktik yang berasal dari identifikasi karakter pertandingan. Kesadaran seperti ini akan menggiring anda kepada pertimbangan-pertimbangan dan putusan logis. Keputusan yang didasarkan  pada analisa, pengalaman, dan asumsi-asumsi yang dapat dipertanggung-jawabkan.
    
Menyusunan Skuad
    Saya coba berikan satu contoh penyusunan skuad yang saling melengkapi, sebagai studi banding. Contoh ini saya ambil langsung dari save saya. Bagaimana logika berpikir dalam menyusun line-up untuk formasi 4-2-3-1. Pada saat itu, 2 bek tengah reguler saya tidak mungkin untuk dimainkan. So, saya harus mainkan satu bek tengah lain yang tadinya lebih banyak menjadi back-up.

Kita mulai dari lini belakang.

Moreno Arts (kiper) : Bukan tipe Long Goal Kicker. kebetulan, saya tidak mengandalkan bola gawang jauh ke depan untuk berharap flick-on dari striker. Jadi, saya tidak perlu lakukan long goal kick.

Aziz Jbara (bek kanan) : Lemah pada Aerial-Ability. Tapi, punya Quickness mengagumkan. Umpan silang bagus yang ditunjang Decision, technique, dan crossing. Tipe Wing Back.

Matthias Ginter (bek tengah kanan) : Quickness dan Agility jadi titik lemah. Determination hanya 13. Tapi memiliki kapabiltas bertahan yang bagus, baik dari sisi Technical maupun Mental-Attribute. Kuat di udara.

Oikonomospoulos (bek tengah kiri) : Mental-Attributenya bagus. Punya kecepatan. Juga punya kemampuan duel udara (Balanced 16, Jumping 17, Strength 18). Kaki kirinya Weak.

Silvio Benito (bek kiri) : Punya kecepatan dan umpan silang sangat bagus. Seperti Jbara, merupakan tipikal seorang Wing-Back. Determination 13.

Christian Reith (tengah kanan) : Gelandang petarung yang punya kemampuan untuk bermain di posisi AMC. Aspek umpannya mantap dengan Creativity 16, Decision 15, Flair 15, dan Passing 17, membuatnya punya kapabilitas untuk diplot sebagai Play-Maker.

Regis Barreau (tengah kiri) : Secara alami merupakan gelandang petarung. Saya bisa mengandalkannya untuk “bertarung” sekaligus menyetir lini tengah. Lengkap.

Ivan Kujevic (gelandang serang tengah) : Semua yang dibutuhkan seorang pemain ada padanya. Dari Teknik, Mental-Attribute, sampai Fisik. Bila kata luar biasa sudah terlalu mainstream, saya katakan, keseimbangan kemampuannya sulit dipercaya. Ivan Kujevic merupakan Fernando Redondo yang memiliki kecepatan dan ketajaman seorang Frank Lampard pada peak-era nya.

Mohammed Ousmane (sayap kanan) : Tipe Gelandang Sayap modern. Karakter naturalnya, sayap tradisional yang menyisir sisi terluar lapangan. Tapi, dari kombinasi berbagai Attribute, Ousmane  tidak terbantahkan merupakan Inverted-Wingers selevel CR7. Sedikit lemah pada aspek Play-Making dan Passing.

Mario Gotze (sayap kiri) : Powernya lemah. Begitu juga kemampuan bertahannya. Di luar itu, Gotze merupakan Play-Maker dengan kemampuan Passing, Creativity, dan Flairness top.

Van den Berg (penyerang) : kemampuan udaranya biasa saja (dibandingkan Lukaku yang saya jual). Tapi, merupakan pemain depan bertipe False 9 sejati. Off the Ball, Anticipation, Decision, Creativity, Passing, Teamwork mengatakan hal tersebut. Catat, Natural-Positionnya adalah CM-AMC, tapi, sejak pertama “menemukannya”, saya sudah yakin inilah tipe False 9 yang saya cari selama ini. Cepat dan pandai.

Analisa Lini ke Lini
    Kurangnya kecepatan pada CBR (Ginter) ditutupi oleh kecepatan RB (Jbara). Sebaliknya, CBR juga meng-cover lemahnya aerial-ability RB. Lemahnya kecepatan Ginter ditutupi pula oleh CMR (Reith), di depannya, yang lebih cepat, pekerja keras, dan cerdas.
    
    WR (Ousmane) pada dasarnya merupakan Striker yang bermain dari posisi melebar (luar). Sehingga, coveragenya akan banyak bergerak ke depan ke dalam pertahanan musuh. Karena itu, saya butuh cover di sekitarnya dengan pemain-pemain yang punya kemampuan “bertarung”, cepat, dan cermat. Dalam hal ini, kombinasi kemampuan antara RB, CMR, dengan AMC yang berada paling “dekat” dengan WR, sudah memenuhi kriteria yang saya butuhkan. WL (Gotze), merupakan out-wide Play-Maker. Lemah pada power. Untuk menutupi hal ini, saya tempatkan CML (Barreau) dan AMC (Kujevic) yang punya power dan kecerdasan. Karena,  2 Sayap serang saya akan banyak lakukan inverted-move (Cut Inside), saya pastikan 2 Bek Sayap meng-cover ke-dua sisi terluar lapangan semaksimal mungkin.
    
    Duo CM saya, merupakan duo yang set-upnya berkiblat pada penyerangan (tidak ada role perebut bola di sana). Tapi, saya tidak perlu terlalu khawatir. Karena, seluruh gelandang saya baik gelandang petarung sampai gelandang serang punya kombinasi Determination, Anticipation, Decision, Creativity, Off the Ball, Flair, dan Teamwork, serta, Defensive-attribute yang bagus.
    
    Ivan Kujevic (AMC) dan Ousmane (WR), merupakan kombinasi dari kecepatan, kecerdasan, kekuatan, dan naluri gol. Sementara Gotze (WL), merupakan tipikal pemain cerdas dengan Creativity dan Off the Ball. Attribute yang dimiliki Striker (van den Berg) dan WL, akan mampu membuka ruang dan mengkreasi peluang bagi AMC dan WR. Kemampuan yang dimiliki AMC dan WR akan mengeksplorasi semua kreasi yang dibuat WL dan Striker. Kombinasi ini mewujudkan aliran gerak False 10 dan False 9, sebagai salah satu variasi serangan.
    
    Overall, para gelandang saya, merupakan tipikal Play-Maker dengan pergerakan dan kecerdasan bagus (bahkan sebagian besar sangat mampu “bertarung”). Karena, saya tidak ingin bermain melebar dan mengandalkan umpan crossing serta duel udara, suplai umpan mendatar dan umpan terobosan, dari tengah ke depan akan berpangkal dari kecerdasan-kreatifitas Striker dan para gelandang. Cucok, karena saya menghindari bermain di udara yang tingkat keberhasilannya lebih sedikit. Tapi, demi prinsip keseimbangan, saya selalu berusaha memasukan 4-5 pemain yang bisa saya andalkan untuk duel udara, baik saat bertahan maupun menyerang. Ini berguna dalam penentuan penempatan posisi saat set-piece.
    



Kesimpulan
    Dari penjabaran ini, anda bisa lihat ada USAHA untuk mengkombinasi kecepatan, kekuatan, kecerdasan, untuk menutupi kelemahan yang mungkin merugikan. Aspek menyerang tim didukung oleh kekuatan bertahan yang bagus. Sisi belakang memiliki  kemampuan bertahan dan kemampuan mendukung serangan. Semua dipertimbangakan selogis mungkin. Semua dipertimbangkan dalam usaha untuk menciptakan keseimbangan taktik dari lini ke lini.
    
    Salam FM, guys.

Post a Comment

0 Comments