Leverkusen 0-1 1860 Munich : Jason lowe and the Defensive Tightness

Pertandingan Match day 4. Bertanding ke kandang Bayer leverkusen yang diunggulkan di tempat ke-4, 1860 Munich memilih fokus pada pertahanan dengan menampilkan bentuk main yang sangat rapat (narrow).

Gol tunggal diciptakan oleh Rasmus Jonsson pada menit ke-39, Player of the Match diraih oleh Vagner Goalkeeper 1860 Munich. Tapi, kunci kemenangan sesungguhnya, adalah, kolektivitas pertahanan, transisi permainan (Defensive-Offensive dan sebaliknya), serta, Jason Lowe.

Post-Match Analysis

1_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Leverkusen Assist Location
* Leverkusen kuat di sayap. Tadinya saya pikir begitu. Tapi, lantas setelah melihat formasi yang akan mereka mainkan, saya yakin Assist Location Information yang disajikan sudah usang.

* Formasi Leverkusen merupakan sebuah formasi rapat (narrow) dengan menumpuk 4 pemain tengah, 2 pemain pada slot Defensive Midfielder dan 2 pemain pada slot Central Midfielder. Kelemahan formasi ini, (1) terletak pada dua sisi pertahanan, hanya 1 layer pada sayap. Ini menjadi titik lemah formasi narrow. Semakin menarik bila kita kaji terhadap assist allowed location Leverkusen, bek kanan menjadi sisi di mana lawan terbanyak melakukan assist. Saya lantas analisa semua bek kanan Leverkusen. Danny da Costa merupakan regular player di sana. Da Costa sangat lemah pada Mental Attribute. Begitu pula dengan First Touch dan Technique. (2) Tidak ada satu pun pocket-player pada formasi Leverkusen. Gambar lingkaran putih memperlihatkan potential clash dan ruang yang mungkin bisa dimanfaatkan para pemain 1860 Munich.

1860 Munich Narrow Deep Line

3_1_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Basic Shape


1860 Munich Defensive Tightness
3_2_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich_Defensive Shape
* Gambar atas, lihat bagaimana Defensive Positioning 1860 Munich membentuk sebuah formasi Deep dan Narrow. Jarak antar pemain begitu rapat. Overall positioning sangat deep. Menyebabkan, tidak banyak celah bagi pemain Leverkusen.

* Gambar bawah, memperlihatkan penjagaan 1860 Munich terhadap semua pemain Leverkusen dalam wilayah pertahanan. Penjagaan intense seperti ini mereduksi space dan kesempatan berkreasi. No where to run.

3_3_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Defensive Shape 1
* Schwabl lakukan pressing untuk mengganggu Castro. Formasi berlian narrow di sisi tengah lapangan memastikan covering yang solid terhadap pertahanan. Stark bersiap untuk lakukan cover terhadap pergerakan Schwabl. Jason Lowe sebagai Deep Lying Playmaker bertindak sebagai supervisor. Bentuk ini memaksa pemain Leverkusen untuk berposisi menjauh dari kotak penalti.

3_4_PART 7_ryantank_Leverkusen vs 1860 Munich Analysis_Defensive Shape 2
* Salah satu usaha Leverkusen membangun serangan dari sisi sayap kiri. Yannick Stark Box to Box Midfielder di sisi tengah kanan menutup ruang umpan dengan sempurna. Lagi-lagi, Jason Lowe holds position di belakang 3 pemain lain. Osako dan Jonsson yang merupakan duet striker, ikut menutup ruang bagi pemain Leverkusen lainnya. Formasi ketat ini “menghilangkan” opsi serangan. Memaksa Sami Khedira mengirimkan back pass ke pertahanan Leverkusen.

3_5_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 munich Analysis_Defensive Positioning
* Wallace, Manfred Bungert, dan Ouasim Buoy secara bersamaan menutupi pergerakan Gabriel Barbosa, hingga akhirnya Barbosa kehilangan bola dan 1860 Munich regain possesion. Perhatikan notasi Jason Lowe dan Yannick Stark. Panah merah menunjukan indikasi gerak ke-2 pemain dalam melakukan cover terhadap lini pertahanan.

Leverkusen Lack of Attacking Awareness

Dalam banyak kesempatan, sangat terlihat pemain-pemain Leverkusen seperti didorong dan dipaksa keluar dari kotak penalti 1860 Munich. Banyak sekali kesempatan serangan bagi Leverkusen yang tidak dimanfaatkan dengan maksimal, karena, selain soliditas pertahanan 1860 Munich, juga, karena, kurangnya pemain-pemain Leverkusen yang mendukung serangan (attacking awareness). Beberapa gambar di bawah memperlihatkan hal tersebut.

3_6_PART 7_ryantank_leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Men Behind Ball
* Gabriel Barbosa, salah satu Striker Leverkusen, bermain melebar dan lakukan float cross. Perhatikan, saat bola telah meluncur pun, hanya 1 pemain yang berada di tengah pertahanan 1860 Munich. 1 pemain lain (Castro) baru akan “masuk”. Dan, satu pemain lain berposisi terlalu jauh. Dengan mudahnya, para pemain 1860 Munich menghalau bola.

4_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 munich Analysis_Leverkusen Lack of Players 1
* Werner, salah satu Striker Leverkusen, lakukan by line crossing. Tapi, lagi-lagi, hanya Gabriel Barbosa yang bersiap di tengah pertahanan 1860 Munich. 7 pemain 1860 Munich sudah berada di dalam kotak penalti. 2 pemian lain, Buoy dan Wannenwetsch bersiap untuk antisipasi pergerakan pemain Leverkusen lainnya dari luar kotak penalti serta bersiap mengambil alih bola buangan, bila memungkinkan.

4_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Leverkusen lack of Players 2
* Satu contoh lain, saat Salazar salah satu Central Midfielder Leverkusen dipaksa lakukan deep crossing, hanya ada 1 pemain yang benar-benar berada di dalam kotak penalti. Sementara 1860 Munich, menempatkan 4 pemain dengan Jason Lowe lakukan back running untuk meng-cover pertahanan. Perhatikan potential clash antar pemain. 1860 Munich menang dari sisi jumlah.

Jason Lowe, the Deep Lying Creator

5_1_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe deep creator
* Dalam attacking transition (bertahan ke menyerang), Jason Lowe selalu mampu menempatkan dirinya dengan tepat. Inisiatif serangan banyak berasal dari Lowe. Perhatikan, lagi-lagi formasi berlian, antara Lowe, Stark, Bungert, dan Buoy. Formasi berlian ditambah penjagaan jarak antar lini, memudahkan 1860 Munich untuk mempertahankan penguasaan bola dan memainkan umpan darui kaki ke kaki.

5_2_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe the deep creator
* Saat serangan memasuki pertahanan Leverkusen. Jason Lowe yang berdiri deeper (dengan Role DLP-Support), lagi-lagi memiliki banyak waktu untuk memilih opsi-opsi yang muncul. Tidak banyak yang bisa dilakukan lini tengah Leverkusen. Hal ini dipengaruhi oleh 2 hal utama, yaitu, bentuk main 1860 munich dan formasi Leverkusen sendiri yang mudah dieksploitasi oleh 1860 Munich.

5_3_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe drops deep
* Jason Lowe dan fomasi berlian. Triangle shape di mana-mana. Schwabl yang memegang bola, lantas memberikan umpan sederhana pada Jason Lowe. Opsi Lowe begitu banyak setelahnya. Anda lihat Noblejas (kiri atas) yang sudah bersiap untuk lakukan Run From Deep. Attacking Duty dan Wing Back Role memberikannya ijin untuk melakukan overlapping.

6_1_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich_Jason Lowe vision
Catatan : kesalahan informasi. Stark yang dekat dengan Buoy seharusnya Bungert. Maaf
:)
* Jason Lowe memilih umpan dengan cermat. Lowe tidak buru-buru lakukan umpan chop spektakuler. Lowe telah mengantisipasi, bahwa Buoy dan manfred Bungert akan lakukan Run From Deep setelah ia berikan bola pada Stark. Panah merah memperlihatkan urutan umpan yang nanti terjadi. Lowe-Stark-Buoy.

6_2_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe briliant vision
* Visi brilian Jason Lowe. Saat Schwabl memegang bola di sisi kanan pertahanan, Lowe comes deep untuk menjemput bola. Perhatikan potensi gerak Stark, Buoy, dan Osako. Bagaimana Lwe menjemput bola dan mengarahkannya pada Stark untuk menciptakan sebuah serangan kejutan.

6_3_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe, Stark, Buoy, Osako
* Setelah dropping deep, tanpa lakukan kontrol bola, Lowe langsung kirimkan sebuah umpan cepat tanpa sentuhan pada Yannick Stark. Kebrilianan Jason lowe memicu banyak pergerakan sekaligus serangan cepa. Dari pergerakan awal, lantas Lowe mengirim umpan pada Stark, saat itulah Ouasim Buoy bergerak naik, diikuti Yuya Osako. Juga hanya dalam 1 sentuhan, Buoy yang menerima sodoran Yannick Stark langsung lakukan killer ball pada Yuya Osako. Bila direkapitulasi, momen ini berlangsung dengan cepat dengan urutan, Schwabl-Lowe-Stark-Buoy-Osako.

Jason Lowe, the Defensive Beast









* Bukan hanya menjadi deep creator brilian dengan positioning yang tepat, Lowe juga menjadi cover sempurna bagi pertahanan. Ini momen pertama. Dalam sebuah serangan cepat oleh Werner, Leverkusen mendapatkan peluang umpan di kiri pertahanan 1860 munich. Seharusnya, Schwabl atau Kai Bulow merupakan 2 pemain yang dapat langsung menetralisir ancaman ini. Tapi, pada kenyataanya, dengan antisipasi dan jelajah luar biasa, Lowe bukan hanya melakukan cover pada Bulow dan Schwabl, tapi, jason Lowe merupakan orang yang menghentikan Werner dengan sliding tackle keras tapi akurat.

7_2_PART 7_ryantank_Leverkusen vs 1860 Munich Analysis_Lowe key Tackle
* Lagi-lagi, Jason Lowe melakukan antisipasi, kerja, daya jelajah, semangat juang hebat untuk menghentikan penetrasi Salazar di sisi kiri pertahanan Leverkusen. Noblejas dan Bungert yang seharusnya mampu menutupi atau setidaknya mengganggu gerakan Salazar, telah salah posisi dan kalah langkah. Dalam momen inilah, Lowe bergerak dengan agresif dari sisi tengah melakukan pressing pada Salazar sekaligus menghentikannya dengan sliding tackle keras yang akurat.

7_3_PART 7_ryantank_Leverkusen Vs 1860 Munich Analysis_Lowe aerial challenge
* Bola dihalau dari pertahanan Leverkusen, ke sisi kanan. Sami Khedira bersiap di sana. Perhatikan baik-baik, Bungert dan Hertner yang merupakan pemain terdekat tidak bereaksi dengan semestinya. Yang luar biasa, Jason Lowe seperti sudah mengantisipasi hal ini dan secara agresif melakukan duel udara dan sekaligus memenangkannya. Pada akhirnya, Lowe menyundul bola mengarahkannya pada Manfred Bungert. 1860 Munich regain possesion.

Danny da Costa Titik Lemah di Sisi Kanan Leverkusen










* Hertner menguasai bola, dengan terburu-buru, da Costa melakukan pressing.hasilnya, anda bisa lihat, vunerable space yang ditandai dengan kotak biru. Buoy, Jonsson, dan Bungert sudah bersiap-siap memanfaatkan celah ini. Jason Lowe berdiam pada posisinya untuk berjaga dari kemungkinan ancaman da Costa.

8_2_PART 7_ryantank_Leverkusen vs 1860 Munich_Goal_Bungert in the space
* da Costa gagal merebut bola dari kaki Hertner. Secepatnya, Hertner lepaskan umpan terobosan sempurna mengantisipasi run forward oleh Bungert. Buoy dan Rasmus Jonsson melakukan gerakan naik dengan cepat.

8_3_PART 7_ryantank_Leverkusen vs 1860 Munich_Goal_Bungert passes into space
* Akan ketiadaan da Costa di sisi kanan, Nacho bek tengah kanan Leverkusen terpaksa lakukan pressing pada Bungert, meninggalkan celah berbahaya yang bisa dimanfaatkan Jonsson yang “satu area” dengan Nacho. Dengan tenang dan banyak waktu berpikir, Bungert lepaskan sebuah umpan into space pada Jonsson. Tanpa kesulitan, Jonsson yang one on one dengan kiper, lepaskan sebuah tembakan ke sisi kiri bawah gawang. Gol. 0-1 untuk 1860 Munich.

Jason Lowe menjadi creative spark, total umpan yang dilepaskan 101 umpan dengan 95 di antaranya berhasil (94,05 %), lakukan 5 tackle sukses dari 5 usaha, memenangkan 4 duel udara dari 4 usaha, dan menjadi pemain ke-dua yang berlari paling banyak selama pertandingan, yaitu 11,9 Km.

Catenaccio memberikan pengaruh besar dalam sistem ini. 1860 Munich menerapkan beberapa konsep main ala Catenaccio. Bermain deep dengan bentuk yang rapat, fokus ekstrem pada pertahanan, dan melakukan counter attack seefisien mungkin.

Salah satu yang mengejutkan, Leverkusen tidak sekali pun mengubah formasi dan cara main. Sepanjang pertandingan, 1860 Munich mampu mengeksploitas formasi Leverkusen. Bahkan, saat babak ke-dua penguasaan permainan 1860 Munich semakin menjad-jadi. 2 pemain pada slot Defensive Midfielder Leverkusen menjadi pemain dengan sentuhan bola terbanyak, memperlihatkan, penguasaan bola lebih banyak di deep area, tanpa memicu daya rusak di pertahanan 1860 Munich. 2 On Target dari 8 Shoot, memperlihatkan buruknya Serangan, peluang tercipta, dan usaha di lini depan Leverkusen.

Post a Comment

0 Comments