Menjadi manager yang sukses adalah ketika anda memenangkan liga dan kehidupan anda #FMLoversStory

Ditulis oleh : Andra

Tulisan ini adalah kiriman dari FMLovers yang dimaksudkan untuk kompetisi #FMLoversStory dengan hadiah Football Manager 2015 Gratis :D. Follow @Rtupoke untuk info lebih lanjut.

Kalo berbicara tentang football manager, sebenarnya gw bukanlah orang lama di game ini. Banyak lika liku yang gw hadapi hingga akhirnya mengetahui game super fenomenal ini. Seperti orang pacaran (walaupun gw belum pernah merasakannya), untuk mendapatkan cinta sejati anda harus singgah dari hati ke hati hingga akhirnya menggapai apa itu yang dikatakan cinta mate (soulmate). Begitu pula dengan FM. Gw menjajal game-game yang berhubungan dengan sepakbola lain sebelum akhirnya kepincut dengan FM.

Gw Andra, seorang mahasiswa jurusan sistem komputer dari universitas negeri di semarang (sebut saja UNDIP). Dari kecil, gw udah mencintai sepakbola melebihi cinta gw ke wanita dan hal-hal penting lainnya. Kecintaan gw terhadap sepakbola itu juga merambah ke dunia game. Waktu gw masih TK gw masih ingat seorang bapak-bapak yang biasa gw panggil papa membelikan gw vicom (betul gak ya tulisannya?), dan di list game gw menemukan game bola. Dengan grapis seadanya gw menikmati game tersebut seperti gw menikmati seonggok eskrim yang dituangkan diatas mangkok bakso. Kecintaan terhadap game sepakbola itu makin menggelora disaat gw mengenal PS1. Winning eleven adalah game yang masih anget-angetnya di kala itu. Dan gw menyukainya. Hingga akhirnya zaman silih berganti, teknologi saling tindih menindih menggantikan yang lama menjadi baru, gw meninggalkan console game dan menggaer PC sebagai teman saat itu. PES dan FIFA online 2 adalah sahabat baru gw. Dan itu menjadi teman gw di saat SMA.

Andra kecil tumbuh menjadi semakin dewasa baik dari segi fisik maupun mental. Bangku Kuliah gw jajaki. Berawal dari hobby nongkrong sambil memainkan PES 2013 bersama teman-teman kuliah, gw mulai mengetahui akan eksistensi game yang berhubungan dengan kemanajeran yang sarat akan realitas. Karena selama ini gw hanya tahu top eleven dan sejenisnya, dan itu kurang menarik menurut gw. Seorang teman, sebut saja namanya Rivan (bukan nama samaran), menawari gw sebuah game yang bernama FIFA MANAGER 13. Gw langsung pulang dan menginstal game tersebut.

Berawal dari sinilah kecintaan gw dengan game manajer sepakbola mulai menguat. Gw menghabiskan waktu selain kuliah dengan bermain FIFA MANAGER 13. Namun saat itu gw masih kerap melakukan metode pecundang ‘lose and you can load your game back’. Tak mencengangkan jika gw bisa membawa tim kasta keempat menuju liga primer inggris dengan metode tidak terpuji ini.

Disaat gw memainkan game ini, gw mengetahui game manajer sepakbola lainnya dari seorang teman kos. Game itu biasa disebut FOOTBALL MANAGER atau lebih dikenal dengan FM. Kecintaan gw terhadap fifa manager membutakan gw terhadap game lain, termasuk football manager tadi. Pernah gw berusaha untuk mencoba menginstal FM 13 di laptop gw, namun entah kenapa game tersebut tidak mau jalan. Akhirnya gw memutuskan melanjutkan karir di fifa manager. Lagian, ketika gw melihat tampilan FM, gw sedikit ilfil dengan FM yang mana di tilik secara grapis memang kalah jauh dari FIFA MANAGER. FM kalah dari FIFA MANAGER. Setidaknya itulah penilaian gw saat itu, saat dimana gw melakukan perbandingan hanya dari grapis tanpa memainkan dan belum mengetahui aspek-aspek lain lebih dalam.

Waktu terus berlalu. Kalender disamping kamar ibu kos telah berganti dengan tampilan yang baru dan mengindikasikan tahun ajaran baru telah tiba. Teman kos gw tadi, sebut saja namanya ipong, beliau datang dengan barang baru. Sebuah update dari FM 13 yaitu FM 14 telah tersedia di laptopnya. Masih dikerubuti rasa penasaran yang bertamasya di sekitar kepala gw, akhirnya gw memutuskan untuk melupakan kegagalan instalasi FM 13 beberapa waktu lalu. Akhirnya gw mencoba untuk menginstal FM 14.

Dengan usaha dan tawakal beserta di iringi doa, akhirnya FM 14 sukses terinstal di laptop gw. Gw mulai sebuah eksplorasi secara luas dan mendalam. Dari penjelajahan gw ini, ternyata gw sadar bahwa gw adalah seorang mahasiswa tingkat 2 yang telat mengetahui tentang keasyikan bermain FM. Kelebihan FM dibanding FIFAM yang gw sadari itu adalah:

- Database luas dan bisa di update. Update-an itu sendiri bisa didapat secara gratis dan mudah diinternet.

- Kerealitasan lebih mendalam. Dari sinilah gw bisa memahami bagaimana cara kerja suatu klub itu, baik dari segi kemanajeran hingga pergerakan pemilik klub.

- Tactic lebih komplit dan kompleks. Hal ini tidak gw dapati di FIFAM yang mana dalam hal tactic masih terbilang sederhana.

- Dan sebagainya.

Kegilaan gw semakin menjadi-jadi. Hati gw yang awalnya bersih kini mulai diselimuti aura setan yang dasyat sehingga gw mulai membuang kehidupan sosial gw. Gw menjadi seorang manusia yang jarang bergumul bersama manusia-manusia lain. Prilaku sosial gw mulai bertransformasi menjadi kefanatikan akan sebuah game. Ya, hanya sebuah game. Namun bagi gw game itu adalah bentuk proyeksi diri gw didunia lain. Gw menjadi manager.

Klub pertama yang gw tunggangi adalah manchester united. Berbekal diskusi dan pembelajaran di grup FM, ane mulai meninggalkan kebiasaan buruk ‘lose and you can load your game back’ tadi. Gw semakin sadar arti dari memimpin sebuah tim. Setiap tindakan gw akan memiliki resiko dan gw harus mempertimbangkan pergerakan gw. Kecermatan dalam merekrut pemain-pemain akan sangat di pertanggung jawabkan disini. dengan skuad yang sudah memang mumpuni, gw berhasil menjuarai Premier League beberapa kali. Namun seiring berjalannya waktu, gw harus meregenerasi skuad. Dan gw adalah orang yang sangat candu dengan pemain regen dibandingkan merekrut pemain muda yang memang sudah ada di dunia nyata.

Di sini kehidupan gw mulai menjadi abu-abu. Antara putih dan hitam.

Semenjak memainkan FM, gw mulai mengetahui dan hafal pemain-pemain sepakbola, terkhusus pemain dari premier league. Di saat diskusi tentang sepakbola, gw udah ga asing lagi setiap kali mendengar nama-nama yang menurut teman-teman gw itu asing. ‘Ah, dia, gw mah udah tau,’ itulah yang kerap terlontar dari mulut gw. Style permainan dan taktik sepakbola pun mulai gw ketahui secara mendalam gara-gara FM.

Namun di sisi lain, gw tumbuh menjadi mahasiswa yang membusuk didalam kamar kos. Kalau tidak ada kuliah, gw pasti ada di kamar. Bermain FM. Kecanduan gw bermain FM ini juga membuat gw kekurangan waktu tidur. Gw hanya memakai 3 jam waktu malam untuk tidur. Sisanya digunakan untuk bermain FM.

Kefanatikan gw terhadap FM juga tergambar ketika gw mati-matian memperjuangkan statement gw kepada teman-teman gw yang memilih PES. Bagi mereka Football Manager hanyalah menonton pertandingan dan tidak ada serunya. Semuanya sudah disetting oleh sistem. Namun dengan bukti-bukti dan pemaparan kuat gw mencoba membuktikan bahwa eksistensi FM setara bahkan melebihi PES maupun FIFA.

Nilai kuliah gw disemester ‘X’ hancur lebur, sehancur leburnya manchester united dihantam MK Dons

Akhirnya, waktu-waktu krusial bagi mahasiswa pun tiba. UAS, saat dimana semua mahasiswa belajar. Namun itu tidak berpengaruh bagi gw yang dirasuki setan yang bernama FM. Di kala teman-teman lain belajar, gw malah bermain FM. Di waktu teman-teman lain terlelap dalam tidurnya, gw malah menghabiskan energi untuk FM.

Ketetapan dunia bahwa siapa yang menanam padi pasti dia yang memanen itu ternyata benar. Gw mendapat sebuah pukulan telak. Nilai kuliah gw disemester ‘X’ hancur lebur, sehancur leburnya manchester united dihantam MK Dons. Gw merasa bersalah. Gw merasa hina. Gw merasa malu kepada tuhan, orang tua dan negara.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Seperti didalam sepakbola, sebuah keputusan akan membuahkan hasil positif ataupun negatif. Dalam hal ini perbuatan gw membuahkan hasil negatif. Kembali melirik diri gw dengan penuh seksama. Ini bukan salah FM. Tapi ini salah diri gw yang mengesampingkan hal-hal penting yang seharusnya bisa gw imbangi.

Walaupun gw berhasil menjuarai liga primer, tapi gw bukanlah manager yang sukses. Karena bagi gw manager yang sukses itu adalah dia yang bisa menaklukkan segala rintangan dan dia yang bisa mengontrol penuh hidupnya. Dalam hal ini gw gagal mengontrol hidup gw. Gw gagal sebagai manager.

Dari titik ini, gw belajar bahwa Football manager bukanlah sekedar game. Tetapi FM adalah suatu simulasi hidup yang mengharuskan kita menjadi manager serba bisa. Kita harus bisa memenangkan pertandingan dan cobaan hidup didunia nyata. Sama seperti ketika gw memercayai pertandingan kepada 11 orang dilapangan dengan persiapan taktik yang matang, seperti itulah gw harus percaya dengan diri gw yang harus dibekali dengan perbaikan diri yang matang pula.

Hidup tidak berakhir disini, semua bisa dibangun dari awal. Gw mencoba bermain kembali menggunakan klub divisi keenam inggir (conference south) Tamworth FC. Dengan kegigihan dan usaha keras saat ini gw berhasil menghantarkan klub ini hingga divisi npower 2. Sama halnya seperti Tamworth, hidup gw juga harus dibangun dari awal dan diperjuangkan agar gw bisa meraih puncak kesuksesan.

Sebelum FM 15 tiba, gw harus bisa menjadi manager yang pantas untuk klub dan calon istri gw, maksudnya, gw harus bisa sukses dalam perkuliahan sehingga calon istri gw kelak bisa bahagia bersama gw.

FM 15, gw janji akan menjadi manager yang sukses di FM 14 dan kehidupan gw sebelum gw menyentuh dan menjamahi setiap fitur-fiturmu. Thats my Promise.

Post a Comment

0 Comments