Mungkin
ada di antara anda yang pernah baca dan diskusi terkait tulisan saya terdahulu,
soal bagaimana saya menghadapi Bayern Munchen, baik, sebelum, selama, dan
sesudah pertandingan. Untuk tulisan kali ini, saya akan kembali berbagi
pengalaman soal bagaimana saya menghadapi sebuah pertandingan penting (sebelum,
selama, dan sesudah). Soal bagaimana saya menganalisa kekuatan-kelemahan musuh,
bagaimana saya mengambil pertimbangan untuk bereaksi terhadap hasil analisa,
termasuk bagaimana saya memanfaatkan semua tool
yang disediakan oleh Sport
Interactive, demi keuntungan tim. Dan, yang terutama, soal bagaimana melakukan
penyesuaian pada makro dan mikro-taktik.
Pada 30 Maret 2022, Dortmund harus
bertandang ke Santiago Bernabeu, untuk partai 1st Leg Quarter-Final UCL 2021-2022, menghadapi Real
Madrid.
- Analisa Sebelum Pertandingan
Media menjagokan Dortmund.
Dalam keadaan seperti ini, saya putuskan tetap menggunakan
mentality-Attacking tetapi dengan beberapa penyesuaian micro-tactic
untuk bermain lebih aman. Dalam
keunggulan yang anda dapatkan di Media (dan bandar taruhan), Match Engine (ME) akan membacanya sebagai sebuah probabilitas di mana anda punya
peluang menang lebih besar. Nah, probabilitas menang akan semakin membesar
bila anda mengkombinasikannya dengan hal-hal lain (dalam hal ini strategi dan
taktik) secara tepat.
Dari
data yang diberikan, baik Real Madrid maupun
Dortmund, sama2 memiliki reputasi tim worldwide,
sama2 punya pemain dengan reputasi worldwide
sebanyak 11 orang, dan sama2 punya gelandang serang dengan individual-skill ciamik. Tapi, Dortmund
sedikit unggul untuk kemampuan bertahan dari gelandang-gelandangnya. Juga,
kiper Madrid sedikit lebih lemah bila dibandingkan kiper Dortmund, Moreno Arts.
H-1 pertandingan, saya lihat
kembali sejarah pertemuan. Dortmund menang 2x dan imbang 1x. Saya ingat, partai
terakhir terjadi awal musim ini. European
Super Cup, di partai tersebut sy menang 3-1 (Perpanjangan waktu). Tapi,
saya baru bisa menyamakan skor di menit 76, setelah saya ganti formasi, dari 4-1-2-3
(tanpa striker) menjadi 4-1-2-2-1
(dengan memasukan Romelu Lukaku). Karenanya, saya tidak akan gunakan 4-1-2-3
lagi sebagai kick off-formation. Lalu,
formasi apa yang saya gunakan? Saya belum putuskan. Catatan tambahan, sebenarnya,
untuk partai ini adalah giliran formasi 4-1-2-3 untuk saya gunakan. Tapi,
karena pernah gagal sebelumnya, saya putuskan untuk skip giliran tersebut.
Setelah
menganalisa beberapa partai “besar” Madrid di layar Matches, saya simpulkan Madrid akan gunakan formasi 4-2CM-3 (1 AMC)-1.
Dengan kemungkinan line-up, Barbosa
di depan, Bakalli di kiri, Isco AMC (kemungkinan
AP-A), Malon Carvalho kanan, dan Ilkay
Gundogan CM (mgkin CM-A/DLP (S)/B2B). Karena, formasi 4-2-3-1 akan “mati” bila si
AMC kita “matikan”, maka saya
harus gunakan formasi yang memiliki DM.
Dan , saya tidak punya pilihan lain, selain Asymmetric
4-1-2-2-1.
Mari
kita lihat bersama-sama Team Information Real
Madrid di bawah. Dari sata-data tersebut, anda bisa analisa di mana
kekuatan-kelemahan musuh anda.
Kekuatan :
-
Sayap kanan jadi sumber gol utama (Malon
Carvalho berbahaya). Saya adjust player-instruction dan role-duty Silvio Benito (LB), menjadi FB-S.
-
Best
attribute PACE. Saya tidak perlu terlalu khawatir, karena, pemain2 saya, termasuk bek, punya quickness attribute yang bagus.
Tapi, tetap saja saya harus perhatikan betul High-block defence Dortmund. Kenapa? Perhatikan, Bernabeu memiliki
volume 105 x 65 m², artinya,
kalau garis pertahanan anda terlalu tinggi, tidak terkontrol, akan banyak vunerable-space antara bek terakhir dan
kiper yang bisa dieksploitasi musuh, terutama, dengan kombinasi direct pass dengan pemain2 yang memiliki
kecepatan (Pace-acceleration).
-
Isco (yang banyak bermain di tengah), menjadi
sumber assist. Itulah kenapa, jumlah assist Real Madrid dari deep-area bersaing dengan assist dari right wing. Oikonomopoulos
akan saya kembalikan ke tengah (Defensive
Midfielder-D) untuk menjaga Isco. Saya punya 3 opsi untuk posisi ini, yaitu, Regista,
Anchor, atau DM. Saya pilih DM, karena, role ini selain punya bawaan marking
juga punya karakter distribusi ketimbang Anchor yang statis. Regista lebih cucok bila digunakan sebagai first-playmaker
dan ini bukan tujuan saya, lagi pula, Regista
bukan posisi dengan karakter Marker.
Kenapa saya tidak memilih BWM? Role ini merupakan marker-role “paling
kotor”, dan, saya tidak mau partai penting ini “rusak” karena potensi kartu
merah akibat default-character nya BWM.
Kelemahan :
-
Bila saya dapat mematikan pemain yang berada di posisi
AMC (siapa pun), Madrid dalam bahaya.
-
Sisi terkuat Madrid ada di kanan, tetapi, di
sana pulalah (bek kanan) sisi terlemah mereka. Hanya saja, saya memutuskan
untuk tidak mengeksploitasi kelemahan di bek kanan ini. Karena, saya lebih
memilih mematikan sayap serang Madrid di kanan ketimbang mengeksploitasi bek
kanannya. Ini pilihan, dalam situasi
seperti ini, putuskanlah yang mana yang terbaik, lalu, sesuaikanlah macro-micro tactic anda.
-
Bek kiri Madrid kemungkinan besar sekali juga
akan jadi sisi terlemah, karena, Alex Sandro sedang cedera dan yang mungkin
bermain adalah Luka Glumac yang lemah di mental-attribute.
Bravery 7, composure 9, determination 9.
Sedikit berbagi tip dasar, pemain dengan
bravery-determination rendah, bisa
anda hard-tackle. Bila, composure juga rendah (apalagi concentrationnya ikutan kampretos), anda closing-down saja sekalian. Kebetulan,
saya memainkan Gegenpressing (pada
kesempatan lain akan kita diskusikan bagaimana Gegenpressing versi saya di FM),
karenanya, saya sudah tidak sabar ingin lihat bagaimana pressing pemain2 Dortmund buat Luka Glumac tertekan.
Formasi,
strategi, dan taktik
-
Saya putuskan memakai Asymmetric 4-1-2-2-1. Pertimbangannya ada di atas
-
Karena saya lihat sayap Madrid sangat hebat di individual-skill, saya putuskan bermain “sedikit
aman”. Ke-dua bek sayap akan saya adjust menjadi FB-S, lalu, Ousmane akan
saya berikan role-duty, RW-S, serta, Julian Brandt IF-S. Saya tidak ingin 2 bek sayap saya terlalu agresif menyerang, sehingga,
saya hindari CWB dan WB. Saya mau ke-2 sayap serang melakukan track-back
untuk membantu pertahanan melakukan zonal-marking
terhadap Bakkali dan Carvalho, sehingga, saya pilih duty Support. Sebenarnya, bila saya ingin menjalankan prinsip
tersebut, lebih tepat saya gunakan role-duty
DW-S. Tapi, saya tidak familiar dengan kombinasi itu, lagi pula, kurang
cocok bila diterapkan kepada Julian Brandt.
-
Oikonomopoulos pada posisi DM akan saya berikan instruksi marking
AMC. Untuk AMC nya Madrid, akan saya OI,
marking always, closing down always, dan
show weaker foot.
-
Saya akan
clossing down, show left foot, dan tackle hard Luka Glumac. Dan saya
akan press Glumac mulai dari titik
terdalam di mana ia menerima bola di dalam pertahanan Madrid.
-
Ada beberapa perubahan makro yg saya lakukan.
Yaitu, pertama, saya berharap ada beberapa variasi crossing, sehingga, saya matikan perintah drill-cross yang biasanya saya gunakan. Saya matikan perintah short-passes (biar pemain2 tengah dan
depan putuskan sendiri jenis umpan yang mereka lepas dalam tiap momen). Saya
juga mempertimbangkan untuk mematikan push
higher-up untuk mengontrol tingginya blok pertahanan yang saya terapkan
(agar tidak banyak vunerable-space antara
bek terakhir dan kiper).
Biasanya untuk Match-Training saya set ke attacking-movement, tapi, untuk partai
ini saya putuskan untuk fokus ke Teamwork,
karena, jenis latihan ini akan menyempurnakan pemahaman antar lini dan pemain
di lapangan. Sekali lagi, salah satu konsep bermain saya (khusus untuk partai
ini), adalah, bermain menyerang tapi tidak seagresif biasanya. Saya ingin zonal
marking saya berjalan dari lini ke lini, karenanya, saya memilih “bermain aman”
dengan melatih aspek yang terkait dengan tujuan saya tersebut
- 90 Menit Pertandingan
10
menit awal saya putuskan menonton pertandingan secara full-match, saya ingin
pastikan
segalanya berjalan sesuai rencana. Atau, kalaupun, ada perubahan, saya bisa
melihatnya secara langsung. Singkat cerita, tidak ada yang aneh. Bahkan, saya
melihat pemain2 Dortmund seperti lebih bersemangat dan termotivasi. Karena,
seringnya memenangkan perebutan bola.
Menit 22, saat Madrid mendapatkan goal-kick, saya segera pause pertandingan.
Ini yang saya temukan.
Jarak
pemain tengah Madrid ke pertahanan terlalu jauh. Tampaknya 2 CM Madrid
mendapatkan role B2B/CM-S atau B2B/BWM-S. Kujevic si nomor 4, akan
bergerak perlahan (naik) untuk merapatkan jarak dengan trio serang Dortmund
(tidak terlihat di gambar di atas). Positioning
trio serang Dortmund berada pada pressing-area
yang pas (sesuai dengan aim-pressing dari
strategi Gegenpressing yang saya
inginkan). Saya mempertimbangkan, untuk merubah role Regis Barreau (CM saya)
dari DLP-S menjadi B2B, supaya ada tambahan dari 1 CM yang bergerak lebih advanced, untuk mengeksploitasi gap lini tengah Madrid.
Sampai menit ke-26, belum ada
perubahan skor. Yang ada, data statistik memihak kepada saya. Dan, ini sangat
menyenangkan.
Dari Match Stats di atas, jumlah shot saya lebih banyak, walaupun on goal nya buruk, tapi paling tidak,
hanya ada 1 long-shot. Artinya, jarak antar pemain saya sangat terjaga,
sehingga, si pemegang bola tidak merasa perlu lakukan tembakan terburu-buru (long-shot). Perhatikan kalimat bold. Bila anda melihat long-shot terlalu banyak, shout work ball into box, belum tentu
menjadi jawabannya. Bisa jadi banyak hal, dan, jarak antar pemain (positioning) terlalu jauh, bisa jd salah satu sebab. Lihat pula data CCC, Dortmund punya 2 dan Madrid 0. Satu
hal yang berbahaya, adalah, jumlah Fouls.
Belum setengah jam sudah ada 6. Saya lantas melakukan tweak easy-tackle untuk meminimalisasi jumlah Fouls.
Bila anda perhatikan, passing completion pemain belakan
Dortmund sangat rendah (40%). Berdasarkan fakta ini, saya putuskan bermain
lebih aman dengan cara mematikan perintah higher
speed dan saya ganti lower speed.
Saya berharap akan ada peningkatan passing
completion.
Di sisi lain, saya agak
penasaran, kenapa pemain-pemain Madrid seperti bermain nervous, saya banyak melihat mereka banyak kalah perebutan bola, banyak
lakukan long-passing yang malah jatuh
ke kaki pemain Dortmund, dan 4 pemain terdepannya kesulitan mendapatkan ruang
tembak. Pada menit 31, saya restore RMD
body language. Saya langsung tertawa. Ternyata, pemain Madrid memang pada nervous
hahaha… Itulah salah satu sebab utamanya mereka bermain buruk. Demam
panggung, bros J
Tip. Dalam keadaan musuh seperti ini, pantaulah terus
perkembangan body language mereka.
Bila anda rasa cukup, segera targetkan serangan atau OI anda kepada si pemain.
Tetapi, tetap berhati-hatilah mengambil langkah ini. Bagaimana berhati-hati agar
tim anda tidak malah rugi, anda lebih tau daripada saya.
Babak pertama berakhir
0-0. Dortmund lebih unggul dari sisi statistik di beberapa aspek yang saya
harapkan, beberapa micro-tactic yang
saya rencanakan berjalan sesuai rencana, dan pemain-pemain Madrid bermain nervous.
Luka
Glumac masih bermain oke. Bahkan
paling oke. Tapi, saya tidak
khawatir. Toh, dia yang terlemah dari semua. Saya lihat saja babak ke-2, apa
bisa si Glumac bermain konsisten terus. Perhatikan Isco, dia benar-benar mati
oleh pressing Oikonomopoulos dan
pemain-pemain Dortmund lainnya.
Completion passing Isco hanya 53,3 %. Buruk sekali. Dengan pemain yang berposisi seperti
Isco (AP), termasuk juga role lain macam Treq atau DLP, completion pass 53,3 % adalah sebuah
bencana.
Jumlah dribble tuntas Bakkali dan Carvalho
masih sangat bagus. Untuk itu, saya akan tetap menjaga player instruction saya kepada 4 wide players saya. Sangat mungkin, agresif sedikit saja saya
bermain, mereka berdua akan menghukumnya. Sementara Isco, dribble tuntasnya, 0 dari 0.
Karena, saya lihat
Dortmund bermain lebih baik, maka saya putuskan untuk memberikan tim morale-booster pada saat istirahat babak
pertama dengan team-talk seperti ini.
Ass. Man
saya menyarankan do this for fans,
tapi, saya yakin, dengan fakta-fakta yang saya jabarkan di atas, you’ve been unlucky so far + I have faith pada individal-positional, seluruh pemain akan merespon dengan positif.
Dan, hasilnya, anda bisa lihat pada screen-shot
di atas. Ada kalanya, anda
bisa ikuti saran Ass. Man anda,
dengan syarat mutlak motivating-attributenya
di atas 15.
Babak ke-2 dimulai. Sama
seperti yang terjadi di babak pertama, Dortmund bermain lebih baik. Bahkan,
semakin baik. Kenapa? Karena, pemain-pemain Madrid bermain semakin buruk. Satu
hal yang saya terus waspadai, adalah, perubahan formasi lawan. Tetapi, biasanya
AI akan lakukan perubahan bila mereka
tertinggal. Hal lain yang harus diwaspadai, adalah, pergantian pemain. Dengan
masuknya pemain baru, anda harus pertimbangkan ulang OI anda. Menit 56, Ayew masuk menggantikan
Ilkay Gundogan. Karena, saya lihat kekuatan kakinya left only, saya langsung show
right foot pada Ayew.
Menit
ke-65, Mohammed Ousmane berhasil memanfaatkan umpan corner Ivan Kujevic dengan maksimal. Gol. Madrid 0-1 Dortmund.
Catatan tambahan, musim ini,
Mohammed Ousmane menjalani debutnya dengan sangat baik. Sampai sejauh ini, ia
merupakan top scorer ke-2 Bundesliga
dengan 15 gol di bawah Romelu Lukaku dengan 18 gol. Awal tahun ini, Ousmane
juga terpilih sebagai Pemain Terbaik FIFA nomor 2, di bawah Ivan Kujevic. Ke
depannya (paling tidak sampai akhir musim ini), saya akan maksimalkan semua
potensi Ousmane. Saya melihat, AI belum
memberikan perhatian khusus sebanyak yang mereka berikan pada Ivan Kujevic.
Saya pikir, saya harus manfaatkan apa yang dijalankan oleh ME ini sebaik-baiknya. Anda
harus pantau perkembangan pemain anda dari partai ke partai, dari 1 musim ke
musim berikutnya dan bandingkan dengan musim sebelumnya. Bila anda yakin ada
penurunan, adjust lah micro-tactic dan micro-management anda terhadap si pemain terkait. Bila semakin
bagus, terus perhatikan perkembangan average
rating nya, atau statistik-statistik lain di mana ia mencatatnya dengan
luar biasa.
Setelah tertinggal, Madrid
melakukan beberapa perubahan besar. Pertama, mereka merubah formasi dari
4-2-3-1 menjadi 4-4-2. Saya menyadarinya, Madrid on possesion, Gabriel Barbosa bergerak maju didampingi satu pemain
lain yang terlihat sedikit deeper-positioned.
Saya restore RMD Formation, benar
saja terjadi perubahan formasi. Saya segera tweak.
Saya perintahkan exploit middle dan
play wider. Kenapa? Saat anda memiliki 3 gelandang tengah
(terutama bila memainkan 1 AMC) dan AI memainkan 4-4-2, maka anda sudah
memiliki kelebihan jumlah pemain di tengah. Bila anda lihat gelandang tengah AI lebih lemah daripada anda, lakukanlah
exploit middle. Dan, arahkan pressing serta show weaker foot anda, agar AI
menggulirkan bola ke tengah. Sementara play-wider
(bila dikombinasikan dengan exploit middle), gunanya adalah, menjaga
formasi anda untuk tetap lebar agar tidak kehilangan ruang di posisi sayap.
Menit 70, Isco diganti de
Bruyne. Menit 76 Abel Moura digantikan Meyer. Karena Meyer (seperti Glumac)
memiliki mental-attribute payah saya
segera hard tackle, clossing down always, dan show left foot. Hasilnya, semakin
mendekati akhir pertandingan, baik Meyer maupun Glumac berlomba-lomba mencatat passes-intercepted dan passes-blocked. Gooood. Saya gantikan Julian Brandt dengan Jonas Hoffman. Karena,
Brandt off-form. Ia agak kesulitan
menghadapi Carvalho.
Menit
ke-80, saya switch mentality ke control dan mengaktifkan shout drop-deeper. Tujuannya, untuk menjaga control saya terhadap defense-positioning,
tanpa, kehilangan banyak kesempatan menyerang (bila dibandingkan bila saya
memakai mentality defensive/contain,
misalnya). Petandingan berakhir. Skor
akhir 0-1 untk Dortmund. Petandingan bagus untuk Dortmund. Segalanya berjalan lempeng sejak awal hingga akhir.
Passing
Kurang
memuaskan, dari sisi umpan tuntas. Tapi, saya maklumi, kerena, (1) Madrid
bermain higher-up pressing block,
sehingga banyak tekanan mereka memaksa pemain Dortmund long pass (dan missed),
(2) Saya tidak terapkan team-instruction
shorter pass, sehingga potensi direct/long
pass pun meningkat, (3) Anda berhadapan dengan tim seperti Madrid,
sebaiknya jangan terlalu berharap possesion
anda bisa jauh di atas mereka
Headers
Payah.
Justru banyak terjadi di offense-headers.
2 bek Madrid betul-betul yahud untuk urusan duel udara.
Tackles
Untuk
jumlah tackle sukses di sayap,
jumlahnya sangat kurang. Karena, Carvalho sukses menyelesaikan 13 dribble tuntas dan Bakkali melakukan 8 dribble
tuntas.
Match Statistic
Dortmund
bermain lebih efisien. Bandingkan ball-possesion
dengan jumlah shot. Madrid lebih banyak
menguasai bola, tapi, Dortmund memiliki penguasaan bola yang lebih berkualitas.
Bandingkan pula, jumlah CCC, Madrid
0-3 Dortmund. Babak ke-2 Real Madrid memperbaiki diri di pertahanan, salah 1
buktinya, mereka berhasil memaksa pemain Dortmund melakukan lebih banyak
tembakan jarak jauh. Defense pass
completion Dortmund mengalami perbaikan, walaupun masih rendah, tapi, meningkat
menjadi 59% (setelah di babak pertama < 45%). Dan, terakhir, seperti yang
saya katakan, bahwa bek Madrid semakin banyak menyia-nyiakan bola di babak II,
terlihat dari statistik di atas, defense-passes
hanya 66 % (babak I di atas 75%).
Berikut
full-time team talk saya. Karena,
sudah bermain sesuai yang direncanakan, sudah sepantasnya, para pemain
mendapatkan pujian. Tapi, untuk menghindari rasa puas yang mungkin muncul, saya
putuskan berbicara dengan kalem (calmly),
tidak passionate, untuk lontarkan
pujian yang levelnya moderat.
- Setelah Pertandingan
Saya melakukan terlalu
banyak Fouls (21), nanti akan saya
lihat lagi di mana saja Fouls terjadi.
Ini penting untuk menjalani 2nd
Leg match di Dortmund, 1 minggu lagi.
Untuk menjaga motivasi dan
fokus tim, berbagai macam cara bisa anda lakukan, apakah memberikan pujian
kepada Man of the Match, menjaga
porsi latihan, sampai merilis pernyataan yang tepat saat anda berhadapan dengan
awak media. Saya nyaris selalu bersikap netral atau minimal tidak mengumbar
keyakinan, terutama bila musim kompetisi masih panjang.
Sekian saya bagikan pengalaman saya,
tentang bagaimana saya menghadapi pertandingan penting. Tentang bagaimana saya
memutuskan bermain “sedikit aman” dengan melakukan beberapa micro-macro tactic adjustment. Tentang memanfaatkan tool yang disediakan Sport Interactive.
Tentang bagaimana interpretasi saya terhadap Match Engine (ME). Sekaligus
memaparkan apa latar belakang dan tujuan saya mengambil beberapa keputusan terkait.
Semoga apa yang saya sampaikan bisa memberikan beberapa gagasan bagi anda dan
membuka lebih banyak kesempatan berdiskusi.
Semoga kita makin asik maen
FM dan semoga komunitas FM Indonesia semakin tokcer. Amin. Salam FM Indonesia.
Salam sepakbola.
Ryantank100
10 Komentar
Pertama perlu diketahui, ini mrpkn salah satu kelemahan 4-2CM-3-1... tp walau pun jd titik lemah bkn berarti ga ada cara sama sekali utk reduksi bahaya di situ.
Kl dilihat dari cara Madrid bermain, klihatannya Madrid memplot role-duty yg agresif macam CM-A/BWM-A/AP-A..
Yg bisa coba dilakukan adlh tweak role-duty agar lbh moderat atau defensive sekalian. Contoh, CM-S/D atau DLP-D/S atau bs cobs BBM dan analisa pd average positioning analysis serta tonton prtandingannya.
Atau (INI BARU ASUMSI SAYA), biarkan role-duty seperti semula (agresif) tp berikan role-duty AP-S utk AMC serta DLP-S atau F9 pd striker (supaya 2 pemain pd posisi ini bergerak lbh deep) + berikan mentality-Philosophy yg tdk trlalu all attack (sprt standard-balanced atau counter-rigid atau defensive-very rigid dll dll). ASUMSI SAYA, dgn alternatif ke-2, secara umum D-Line tim akan lbh deep, sehingga mgkin saja mengurangi gap sprt dlm prtandingan di atas. MUNGKIN...
Semoga membantu
jawabannya ada 2 brur, si AMC akan menghancurkan si DM atau bisa juga si DM akan membuat si AMC jadi biasa2 biasa saja.
Penyebabnay banyak. Mulai dari penampilan kawan2nya, Reputasi antar ke-2 pemain tersebut (AMC dan DM), sampai formasi dan taktik.
Kalau AMC bener2 cerdas, secara individu si AMC bisa tetap bermain bagus (average ratingnya bagus)
Sori baru liat ada pertanyaan.
Untuk possesion football bisa coba :
- RETAIN POSSESION, pemain lebih hati2 dalam melepas umpan
- SHORT PASSING, umpan pendek lebih diutamakan (tergantung PPM)
- PLAY OUT OF DEFENSE, membangun serangan dari belakang
- DRILL CROSS, crossing datar (bisa kombinasi dengan PI cross near post atau biarkan default)
- LOWER TEMPO, tempo lebih lamban (bila memungkinkan dan cocok dengan situasi coba HIGHER TEMPO)
Untuk lebih maksimal bisa tambahkan :
- PASS INTO SPACE, memicu umpan terobosan dan umpan 1-2 di dalam kotak penalti (dengan PPM lebih maksimal)
- WORK BALL INTO BOX, (mengusahakan bola utk masuk dalam kotak penalti lawan dengan kata lain pemain "dipaksa" untuk berusaha mencari celah masuk kotak penalti tnp terburu-buru shoot dsb)
- PUSH HIGHER UP, possesion football memiliki bahaya yang sering tidak disadari, yaitu, bila possesion banyak terjadi di pertahanan sendiri. Untuk mereduksi bahay ini, perintahkan pemain utk push higher up agar penguasaan bola bergerak di daerah musuh
- ROAM FROM POSITION, bila anticipation, decision, dan off the ball para pemain bagus. Roam from Position akan lebih maksimal dijalankan. cocok dikombinasi dengan pass into space
- HASSLE OPPONENT, pressing musush. lebih baik lagi dikombinasi dgn push higher up, agar, pressing dilakukan di daerah musuh, sehingga, saat bola lepas dari penguasaan musuh, anda bisa langsung kuasai bola dan membangun serangan
- STAY ON FEET, untuk hindari/reduksi pemain lakukan sliding
Perhatikan role-duty juga PPM. Bagi saya PPM yg "merusak" contohnya adalah shoot from distance dan dive into tackle. Kadang2 long range pass bisa ikutan "merusak", tapi dari pengalaman saya, dengan PI dan taktik yang tepat, pemain dengan PPM long range pass tidak akan banyak2 amat lepas umpan jauh..
semoga membantu bro.
Tapi, usulnya bagus...