CANDU ITU BERNAMA FOOTBALL MANAGER #FMLoversStory

Ditulis oleh Rafi Akbar

Tulisan ini adalah kiriman dari FMLovers yang dimaksudkan untuk kompetisi #FMLoversStory dengan hadiah Football Manager 2015 Gratis :D. Follow @Rtupoke untuk info lebih lanjut.

Disaat para remaja di suatu sisi terkena candu obat-obatan terlarang, remaja di sisi satunya malah terkena candu lain, candu yang membuat mata panas, jebloknya nilai di sekolah, dan di tahap yang yang lebih ekstrem, jomblo. Ya, candu itu bernama Football Manager.

clip_image002

Berawal dari media sosial yang ramai memperbincangkan benda sialan yang membuat kecanduan ini, saya benar-benar tertarik dengan benda ini. Benda dengan suatu magis yang membuat tim sekelas Port Vale bisa masuk Premier League, bahkan juara Liga Champions, membuat Celta Vigo merusak dominasi di La Liga, bahkan membuat Indonesia juara piala dunia.

Sebenarnya, apa sih yang membuat benda ini begitu adiktif? Saya juga tidak mengerti. Apa mungkin ada heroin di dalam benda berbentuk data komputer ini? Saya rasa tidak. Saya akan berusaha menceritakan pengalaman saya dengan benda sialan ini.

Saya tahu benda berbentuk game ini dari seorang teman. Si teman ini yang memperkenalkan saya dengan Football Manager Handheld, FM versi tablet yang sederhana. Pertama kali bermain, rasanya biasa saja dan saya lebih memilih bermain game lain. Tapi, candu nya pun akhirnya merasuk ke tubuh saya.

Merasa terlalu sederhana dan jenuh, saya memutuskan membeli yang candunya lebih kuat, Football Manager versi PC. Luar biasa, saya beberapa kali mengesampingkan jam tidur, jam makan, kadang tugas sekolah.

Saya mulai menceritakan pengalaman saya dengan salah satu tim di Indonesia.

PRE-SEASON MENJANJIKAN, AWAL MUSIM YANG MENYEBALKAN

Saya melakoni sekitar 7 ujicoba jelang musim bergulir. Mulai dari tim kecil, sedang, sampai besar saya hadapi dan hasilnya memuaskan. Menang, paling jelek ya seri. Itu membuat saya sangat optimis. Sangat

Genderang perang musim dimulai, saya menyiapkan anak asuh dengan matang. Semua siap. Tim saya mendominasi permainan, tim saya punya banyak peluang. Clear cut chance berkali kali terjadi untuk tim saya, namun saya masih mendapat hasil nihil.

clip_image004

Bagus di pramusim, tak menjanjikan awal musim yang brilian

Laga memasuki akhir waktu disaat pemain lawan berhasil mencetak gol kemenangan. Bangke. Tim saya harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk, padahal saya sangat mendominasi. Oh, it’s football.....manager.

Pertandingan selanjutnya saya bertekad melampiaskan amarah dan meraih kemenangan. Anak-anak buah saya bermain dibawah form mereka. Saya melampiaskan nya dengan memakai teamtalk ‘aggressive’ sekaligus mencak-mencak didepan PC saya walaupun itu tak ada gunanya.

Ya, saya menghabiskan pre-season dengan luar biasa, dan membuka musim dengan buruk.

JADWAL YANG TIDAK MANUSIAWI!

Saya bermain di tiga kompetisi sekaligus, Indonesia Super League dengan 20 tim, Piala Indonesia, dan AFC Cup. Dimana kampretnya? Ya jadwal nya yang samasekali tidak manusiawi. Saya pernah bermain tiga laga dalam tiga hari. Kampret kan?

Dari tiga laga tersebut, biasanya hanya pertandingan pertama hasilnya bagus, sisanya seri/kalah/menang tidak meyakinkan. Saya menyalahkan stamina pemain dan tentu jadwal. Setelah tiga laga tersebut, saya hanya diberi istirahat satu sampai dua hari, lalu bertanding lagi. Benar-benar kampret.

Dengan segala tenaga yang ada, saya harus menyelesaikan musim yang padat ini dengan minimal dua gelar, karena saya juara bertahan. Saya akhirnya juara.

KEJENUHAN AKHIRNYA DATANG

Saya sudah bergelimang prestasi di tim ini, lalu saya harus apa? Pemain pun sudah di dominasi dari planet, alias regen. Saya mengalami kejenuhan yang saya pikir wajar dialami para pemain game manajerial ini.

Saya pun mencari tantangan baru dengan mundur dari jabatan saya di tim ini. Saya ingin mencari tantangan di luar negri. Saya sudah mundur dan berstatus tanpa klub.

Saya sudah klik ‘continue’ berkali-kali dan menunggu tawaran klub lain, tapi hasilnya nihil. Saat itu salah satu tim besar Prancis, Olympique Lyon sedang tanpa manajer. Saya mencoba menawarkan diri kesana, dan tentunya dengan alasan iseng. Hasilnya? Saya ditertawakan. Dasar bangke.

clip_image006Wajah Chairman Lyon, Jean-Mechel Aulas yang tertawa.

Pencarian klub saya berlanjut ke Asia, mulai dari klub Timur Tengah, Asia Barat, dan berakhir di Asia Tenggara. Saya menawarkan diri ke Malaysia, tapi gagal.

Akhirnya saya putuskan untuk mencari klub di dalam negeri. Sayang sekali, tim-tim yang sedang tanpa manajer adalah tim-tim amatir yang tidak bermain di liga. Sial. Bagaimana bisa saya yang sudah mempunyai nama besar, di save game tersebut tentunya, ditolak dimana-mana dan harus berakhir di tim amatir.

Saya memutuskan untuk pensiun dari save game tersebut dengan cara ‘quit to exit screen’ dan menghapus data tersebut. Benar-benar anti-klimaks.

Post a Comment

1 Comments

Unknown said…
Vote crita kategori lucu dn mengenaskan

haha